Ada Bukti Arab Saudi Danai “Uji Coba” Serangan 9/11
My24hours.net, Amerika Serikat – Ditemukan bukti baru yang mengarah pada peran Arab Saudi dalam mendanai “uji coba” serangan 9/11 pada tahun 2001, membuka babak baru kasus tersebut.
Bukti baru yang diajukan dalam sebuah gugatan utama atas serangan 9/11 yang mengarah pada pemerintah Arab Saudi mengungkapkan kedutaan besar Arab Saudi di Washington mungkin telah mendanai “uji coba” pembajakan yang dilakukan oleh dua karyawan Saudi.
Bukti tersebut selanjutnya memperkuat klaim bahwa karyawan dan agen dari kerajaan Arab Saudi mengarahkan dan membantu para pembajak dan komplotan 9/11.
Seperti yang dilansir New York Post, Sabtu (9/9/2017), dua tahun sebelum serangan pesawat, Kedutaan Besar Saudi membayar dua warga negara Saudi untuk tinggal menyamar di AS sebagai siswa, untuk terbang dari Phoenix ke Washington “dalam uji coba untuk serangan 9/11.”
Dakwaaan itu diajukan atas nama dari sekitar 1.400 korban jiwa yang tewas dalam serangan teroris 16 tahun lalu tersebut.
Para pengacara penggugat mengatakan, pengajuan pengadilan memberikan rincian baru yang melukiskan adanya “sebuah pola dukungan finansial dan operasional” untuk konspirasi 9/11 dari pejabat Arab Saudi. Faktanya, pemerintah Arab Saudi mungkin telah terlibat dalam menanggung serangan tersebut sejak tahap awal – termasuk pengujian keamanan kokpit.
“Kami telah lama menegaskan bahwa ada hubungan erat dan berlangsung lama antara al Qaeda dan komponen religius pemerintah Saudi,” kata Sean Carter, kuasa hukum penggugat 9/11. “Ini adalah bukti lebih lanjut tentang itu.”
Mengutip dokumen dari FBI yang diajukan sebagai bukti, dakwaaan tersebut menyebutkan dua pelajar Arab Saudi bernama Mohammed al-Qudhaeein dan Hamdan al-Shalawi, sebenarnya adalah anggota “jaringan agen Kerajaan Arab Saudi di AS,” dan berpartisipasi dalam konspirasi serangan teroris tersebut.
Dalam dokumen FBI tersebut dikatakan, dua orang tersebut dilatih di Afganistan dan terlibat dalam sejumlah operasi Al Qaeda lainnya, yang juga mengambil bagian dalam serangan di AS 16 tahun silam di AS.
Qudhaeein diduga bekerja di Kementerian Urusan Islam Arab Saudi, dan Shalawi adalah “pegawai lama pemerintah Arab Saudi” di Washington DC.
Pada November 1999 mereka naik penerbangan AS ke Washington, dan mencoba untuk mengakses kokpit beberapa kali, meminta pramugari menjelaskan beberapa persoalan teknis dan hal itu membuat staf penerbangan curiga.
Qudhaeein dilaporkan bertanya kepada staf penerbangan mengenai letak toilet dan diarahkan ke arah yang benar. Namun, ia justru mencoba memasuki kokpit. Pilot yang ketakutan dengan perilaku agresif mereka melakukan pendaratan darurat di Ohio dan kedua pria tersebut dibebaskan setelah diinterogasi oleh FBI.
Namun setelah FBI menemukan bahwa seorang tersangka dalam penyelidikan kontraterorisme di Phoenix sedang mengendarai mobil milik Shalawi, FBI membuka kasus kontraterorisme terhadap Shalawi.
November 2000, FBI menerima laporan bahwa Shalawi telah berlatih di kamp-kamp teroris di Afghanistan dan telah menerima pelatihan bahan peledak untuk melakukan serangan dengan sasaran Amerika. FBI juga menduga Qudhaeein adalah seorang agen intelijen Saudi, berdasarkan kontaknya dengan pejabat Saudi yang sering ia lakukan.
Para penyelidik mengetahui bahwa kedua warga Saudi tersebut pergi ke Washington untuk menghadiri sebuah simposium yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi bekerja sama dengan Institut Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab di AS, di mana ulama Al Qaeda Anwar al-Awlaki bekerja sebagai dosennya.
Awlaki membantu para pembajak untuk mendapatkan perumahan dan kartu identitas saat mereka tiba di awal tahun 2000.
FBI juga memastikan bahwa Kedutaan Besar Arab Saudi membayar tiket pesawat Qudhaeein dan Shalawi untuk penerbangan “uji coba” sebelum serangan 9/11.
“Uji coba tersebut menunjukkan lebih banyak lagi sidik jari pemerintah Arab Saudi,” kata Kristen Breitweiser, salah satu penggugat asal New York, yang suaminya tewas di World Trade Center.
“Orang-orang ini adalah pegawai pemerintah Arab Saudi selama bertahun-tahun dan dibayar oleh pemerintah Arab Saudi,” tambahnya. “Sebenarnya, Kedutaan Besar Arab Saudi membayar tiket pesawat untuk uji coba.”
Setelah insiden 19 November 1999, yang terjadi kurang dari dua bulan sebelum pembajak pertama memasuki AS – kedua pria Saudi tersebut memegang jabatan sebagai pegawai pemerintah Arab Saudi di Imam Muhammad Ibn Saudi Islamic University, induk dari IIASA – “sebuah indikasi lebih lanjut dari hubungan lama mereka dengan pemerintah Arab Saudi,” kata penyataan pengaduan serangan 9/11 tersebut.
Carter mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa tuduhan bahwa Kedutaan Besar Arab Saudi mensponsori uji coba sebelum 9/11 – bersamaan dengan tuduhan keterlibatan Arab Saudi lainnya dalam rencana 9/11, dari California sampai Florida – berdasarkan pada hampir 5.000 halaman bukti.
Bukti tersebut termasuk setiap laporan FBI yang bisa didapatkan, meski ada ratusan ribu halaman dokumen pemerintah yang terkait dengan dana teror Arab Saudi tetap masih dirahasiakan.[My24]
Kategori: Berita,Internasional
Kata kunci: Amerika Serikat
Penulis: