Organisasi Muslim Myanmar Kutuk Teroris Rohingya
My24hours.net, Myanmar – Organisasi Islam Seluruh Myanmar mengutuk teroris Rohingya yang menamakan dirinya sebagai Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) setelah serangan yang mereka lakukan di Rakhine utara.
Kelompok teroris Rohingya tersebut telah menyerang 30 pos polisi pada 25 Agustus di Negara Bagian Rakhine dan melakukan kekerasan terhadap warga sipil yang akhirnya menyebabkan warga etnis Rakhine, etnis Bengali yang mengklaim diri sebagai Rohingya dan etnis minoritas lainnya mengungsi dari rumah mereka.
Pemerintah Myanmar sendiri telah menyatakan kelompok itu sebagai organisasi teroris setelah serangan tersebut terjadi dan memulai operasi pemulihan keamanan di daerah tersebut.
Pengumuman dari organisasi Islam nasional yang terdiri dari lima organisasi Muslim setempat – termasuk Jamiat Ulama-al Islam, Majelis Agama Islam, Organisasi Pemuda Muslim Myanmar dan Organisasi Nasional Muslim Myanmar – diumumkan setelah beberapa hari beredarnya isu-isu melalui Facebook dan SMS ke komunitas agama di seluruh negeri.
Baik pemerintah Myanmar maupun militer mengeluarkan peringatan publik bahwa ARSA sedang mempersiapkan aksi-aksi teroris di kota-kota besar negara tersebut, termasuk Yangon dan Naypyitaw.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh organisasi yang memayungi agama Islam di Myanmar tersebut mengatakan bahwa mereka “tidak pernah menerima terorisme dan sangat menentangnya.”
“Kami sangat prihatin dengan peringatan pemerintah atas serangan tersebut. Pemerintah perlu secara ketat mencegah seruan hasutan online yang menyerukan konflik rasial dan agama saat ini,” isi pernyataannya seperti yang dilansir di Facebook Islamic Religious Affairs Council Myanmar dan juga The Irrawaddy, Minggu (10/9/2017).
Pernyataan tersebut juga menambahkan bahwa organisasi tersebut merasa ikut berduka bersama para keluarga warga sipil yang tak berdosa yang dibunuh oleh teroris di Negara Bagian Rakhine dan juga untuk orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.
U Nyunt Maung Shein, ketua Majelis Agama Islam, yang juga merupakan salah satu penandatangan pernyataan tersebuy, mengatakan kepada The Irrawaddy pada hari Minggu bahwa pernyataan tersebut merupakan hasil pertemuan antara anggota dari semua organisasi pada hari Sabtu.
Dia menambahkan bahwa pernyataan tersebut tertunda setelah serangan teroris tersebut terjadi karena beberapa anggota organisasi berada dalam perjalanan keagamaan dan mereka sedang menunggu kepulangan mereka.
Dalam sebuah pernyataan terpisah yang dikeluarkan pada hari yang sama, organisasi Islam tersebut mendesak semua Muslim di Myanmar untuk mengutuk terorisme dan berkolaborasi dengan warga lain untuk stabilitas.
“Tolong jangan membagikan, percaya atau bereaksi secara emosional terhadap hasutan online tersebut. Jika Anda menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan Anda, laporkan ke pihak berwenang, “kata pernyataan tersebut.
Pada hari Sabtu, pemerintah juga meminta masyarakat tidak menyebarkan “peringatan serangan online dan SMS,” dan mengumumkan bahwa pemerintah akan melakukan tindakan hukum terhadap mereka yang menimbulkan kepanikan publik.[My24]
Kategori: Internasional
Kata kunci: Myanmar
Penulis: