12 Sebab Pemutus Hubungan Asmara
My24hours.net, Indonesia – Apa saja sebab pemutus hubungan asmara antara pasangan kekasih? Berikut yang perlu Anda ketahui.
Entah itu hubungan yang relatif baru atau pernikahan yang sudah lama, memtus hubungan adalah sesuatu yang sulit. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology menunjukkan bahwa putus cinta meningkatkan tekanan psikologis dan mengurangi kepuasan hidup. Seringkali, efek negatif dari putus cinta dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, setelah putus.
Setelah hubungan berjalan ke tempat yang tidak sesuai, penting untuk mengetahui apa yang salah. Ini dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan terapis dan dapat mencegah Anda memasuki situasi rentan yang sama di masa depan.
Penting juga untuk mengarahkan diri Anda pada hal-hal umum yang menyebabkan perpisahan. Ini dapat membantu menormalkan situasi Anda sendiri dan mungkin mengarahkan Anda ke jalan yang lebih baik di masa depan.
Ingat, putus hubungan adalah bagian dari kehidupan: kira-kira setengah dari pernikahan pertama berakhir dengan perceraian dan penelitian menunjukkan bahwa lebih dari satu dari tiga orang yang belum menikah antara usia 18 dan 35 tahun telah mengalami setidaknya satu perpisahan dalam dua tahun terakhir. Dengan kata lain, ini bukan hanya masalah “Anda”.
12 Sebab Pemutus Hubungan Asmara
Berikut adalah 12 alasan utama mengapa pasangan memutus hubungan, menurut penelitian ilmiah yang dilakukan pada pasangan di Inggris dan diterbitkan dalam jurnal PLOS-ONE.
- Tumbuh terpisah (jauh secara emosi)
- Argumen
- Ketidaksetiaan
- Kurangnya rasa hormat
- Kepentingan yang berbeda
- Pindah
- Masalah keuangan
- Tidak berbagi pekerjaan rumah
- Kesulitan dengan seks
- Kekerasan dalam rumah tangga
- Tidak memiliki anak
- Minum/narkoba/judi
Menariknya, hasilnya relatif konsisten untuk pria dan wanita. Kedua jenis kelamin mengutip “tumbuh terpisah” (merasa semakin jauh secara emosional) dan “argumen” sebagai dua faktor teratas dari putusnya hubungan. “Kurangnya rasa hormat” merupakan faktor yang lebih penting bagi perempuan daripada laki-laki, seperti halnya “masalah uang”, “tidak berbagi tanggung jawab rumah tangga”, dan “kekerasan dalam rumah tangga”.
Penelitian lain yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships menemukan bahwa banyak masalah yang akhirnya mengarah pada perceraian (misalnya, masalah komunikasi, perselingkuhan) muncul di awal hubungan. Penting untuk memperhatikan tanda-tanda peringatan lebih awal dan tidak mengharapkan hal-hal ini untuk memperbaiki diri mereka sendiri.
Penting juga untuk diingat bahwa, sesulit kelihatannya, Anda akan sembuh setelah putus cinta. Satu penelitian menemukan bahwa pasangan yang bercerai menuai keuntungan psikologis yang signifikan dari putusnya pernikahan mereka dan bahwa pria dan wanita cenderung mendapatkan keuntungan yang sama.
“Perceraian menghasilkan,” kata para peneliti. “Bukti menunjukkan bahwa perceraian pada akhirnya menghasilkan peningkatan kesejahteraan psikologis. Bagi pasangan yang mengambilnya, lompatan ke dalam kegelapan tampaknya meningkatkan kehidupan mereka.”
Kesimpulan
Putus asmara bisa menjadi pengalaman yang menghancurkan secara emosional. Tetapi penting untuk belajar darinya. Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang salah dan apa yang mungkin dapat Anda lakukan di masa depan untuk melindungi diri Anda dari kekecewaan lain. Penelitian menunjukkan bahwa perpisahan lebih menyakitkan ketika kehidupan pasangan lebih terjalin (misalnya, Anda tinggal bersama, Anda berbagi keuangan, Anda memiliki anak atau hewan peliharaan bersama, Anda berbagi jaringan teman yang sama). Pertimbangkan ini ketika Anda siap untuk menjelajahi hubungan baru.[MY24]
Kategori: Gaya Hidup
Kata kunci: psikologi, Relationship
Penulis: