Apakah Tahun Baru Imlek Hari Raya Agama atau Kebudayaan?
My24hours.net, Indonesia – Apakah Tahun Baru Imlek adalah hari raya agama atau kebudayaan? Berikut penjelasan lengkapnya yang mungkin belum Anda tahu.
Tahun Baru Imlek sudah menjadi hari libur nasional di Indonesia sejak tahun 2003, namun masih ada yang mempertanyakan identitasnya.
Masih tebersit pertanyaan dalam benak sejumlah orang di Indonesia mengenai identitas Tahun Baru Tionghoa ini, apakah merupakan hari raya keagamaan atau kebudayaan.
Mereka yang masih mempertanyakan identitas Tahun Baru Imlek mayoritas adalah mereka yang merasa khawatir jika hari raya ini merupakan hari raya agama lain, dan jika mereka ikut merayakannya maka akan menentang akidah dari agama yang mereka anut.
Tahun Baru Imlek Hari Raya Agama atau Kebudayaan?
Kata Imlek berasal dari dua kata dalam bahasa Hokkien (Hokkian) yaitu “im” yang berarti bulan atau lunar dan “lek” yang berarti kalender. Jadi, Imlek berarti kalender bulan, yaitu sistem penanggalan waktu berdasarkan peredaran Bulan.
Meskipun disebut kalender bulan, Imlek pada dasarnya dihitung berdasarkan pada peredaran Bulan dan peredaran Bumi terhadap Matahari. Untuk itu, Imlek disebut sebagai kalender lunisolar. Dan dalam bahasa Mandarin, Imlek disebut Yīnlì (阴历).
Jadi, Tahun Baru Imlek berarti awal hari pada tahun yang baru dalam penanggalan bulan/lunar.
Imlek memiliki sejarah ribuan tahun. Meskipun bukan satu-satunya sistem kalender yang ada pada masa kuno di Tiongkok, Imlek adalah kalender yang dapat bertahan hingga sekarang.
Sistem Imlek dipercaya diciptakan dan dikembangkan oleh kaisar legenda pertama Tiongkok yang bernama Huangdi (Kaisar Kuning) yang berkuasa pada 2698-2598 SM. Untuk itu kalender ini juga disebut Huángdìli (黃帝历 – Kalender Huangdi).
Kaleder ini digunakan untuk mempermudah para petani melihat waktu panen dan tanam. Siklus pertamanya dimulai pada tahun ke-61 masa pemerintahan Huangdi dengan menetapkan tanggal awalnya pada awal hari musim semi. Untuk itu perayaan Tahun Baru Imlek sering disebut dengan perayaan atau festival Musim Semi.
Pada masa Dinasti Xia (2205-1766) kalender Bulan ini disebut dengan Xiàlì (夏历 – Kalender Xia). Dan hingga sekarang di Tiongkok, kalender Imlek disebut sebagai kalender Xia.
Sebagai penghormatan kepada Huangdi sebagai kaisar pertama Tiongkok, masyarakat Tionghoa di Tiongkok menetapkan tahun Imlek berdasarkan tahun awal Kaisar Huangdi berkuasa yaitu tahun 2698 SM. Dan perhitungan tahun Imlek tersebut disebut dengan Era Huangdi (EH).
Menghitung tahun Imlek cukup dengan menambah tahun Masehi dengan 2698. Itu berarti tahun Imlek untuk tahun 2023 adalah 4721 EH.
Mengapa tahun Imlek-nya berbeda dengan yang tertera di kalender Indonesia? Bagaimana penentuan tahun Imlek di Indonesia?
Tahun Imlek yang biasanya tertera di kalender di Indonesia adalah tahun Imlek berdasarkan perhitungan dari tahun kelahiran Kǒng Qiū/Kongzi (Konghucu, Kongfuzi), pendiri agama Konghucu yang lahir pada tahun 551 SM. Dan perhitungan tahun Imlek tersebut disebut dengan Era Kongzi (EK) atau Kǒngzǐlì (孔子历 – Kalender Kongzi).
Menghitung Era Kongzi cukup menambah tahun Masehi dengan 551. Dengan demikian Era Kongzi untuk tahun 2023 adalah 2574 EK.
Seperti disampaikan dalam sejarah, sistem Imlek sudah ada pada era kekuasaan Kaisar Huangdi (2698-2598 SM), dan tentu saja perayaan menyambut Tahun Baru Imlek juga telah lama dilakukan, jauh sebelum kelahiran Konghucu pada tahun 551 SM.
Bahkan, jika mengacu sejumlah sumber yang mengatakan bahwa Kǒng Qiū/Konghucu lahir pada 28 September 551 SM, maka jelas Tahun Baru Imlek yang umumnya jatuh pada bulan Februari bukanlah hari lahir Konghucu.
Penggunaan tahun kelahiran Konghucu sebagai tahun Imlek hanya ada di Indonesia.
Penggantian tahun Imlek Huángdìli (Era Huangdi) menjadi tahun kelahiran Konghucu (Era Kongzi – Kongzili) diprakarsai oleh Tiong Hoa Hwee Koan (中华会馆 – Asosiasi Tionghoa), sebuah organisasi Tionghoa di Batavia yang berdiri tahun 1900.
Salah satu gerakan dari Tiong Hoa Hwee Koan adalah menyebarkan Agama Konghucu dikalangan diaspora dan peranakan Tionghoa di Indonesia. Tiong Hoa Hwee Koan beranggapan bahwa Agama Konghucu sebagai agama mayoritas di Tiongkok kala itu merupakan jati diri etnis Tionghoa. Untuk itu organisasi tersebut melakukan perubahan tahun Imlek berdasarkan tahun kelahiran Konghucu sebagai pengingat bagi masyarakat Tionghoa.
Namun belakangan ini sebagian warga keturunan etnis Tionghoa non-Konghucu di Indonesia mulai meninggalkan tahun Imlek Era Kongzi. Mereka mulai menggunakan kembali tahun Imlek Era Huangdi atau menggunakan tahun Masehi.
[Baca juga: 7 Makanan Tahun Baru Imlek yang Simbolkan Keberuntungan]
Kesimpulan
Apakah Tahun Baru Imlek adalah hari raya agama? Tahun Baru Imlek merupakan awal hari pada tahun yang baru dalam penanggalan bulan/lunar (Imlek). Awal tahun tersebut jatuh pada musim semi dan dirayakan sebagai festival Musim Semi.
Berdasarkan sejarah terbentuknya dan fungsinya sebagai kelender pertanian, perayaan Tahun Baru Imlek bukanlah hari raya keagamaan tetapi merupakan bagian dari kebudayaan.
Bahkan meskipun ada tokoh agama yang lahir pada hari Tahun Baru Tionghoa ini, bukan berarti serta-merta makna Tahun Baru ini berubah menjadi hari raya tokoh agama tersebut. Apalagi penentuan Tahun Baru ini tidak berdasarkan pada kelahiran tokoh agama tertentu.
Meskipun Si Udin berulang tahun pada 1 Januari, Anda dan mayoritas warga dunia akan tetap memaknainya sebagai Tahun Baru, bukan Hari Ulang Tahun Si Udin – hanya keluarga dan kerabat Si Udin yang memaknainya sebagai HUT Si Udin.
Lalu, tunggu apalagi? Ucapkan “Selamat Tahun Baru Imlek” untuk keluarga, teman, dan tetangga Anda, dan rayakan bersama mereka.[MY24]
Kategori: Gaya Hidup
Kata kunci: Imlek, Tahun Baru
Penulis: