Cara Agar Anak Berpikiran Terbuka Terhadap Perbedaan
My24hours.net, Indonesia – Bagaimana cara agar anak berpikiran terbuka terhadap perbedaan orang lain sehingga memunculkan rasa toleransi dalam diri? Berikut yang perlu Anda perhatikan.
Sejumlah survei dari 2018 dan 2019 menunjukkan bahwa tingkat tidak toleran (intoleransi) masyarakat di Indonesia cenderung meningkat.
Survei yang dilakukan di antaranya oleh Setara Institute, Lembaga Survei Indonesia, dan Wahid Institute menunjukkan adanya intoleransi terjadi terhadap agama dan etnis yang ada di Indonesia.
Salah satu penyebab sikap intoleransi pada seseorang adalah tertutupnya pikiran seseorang terhadap perbedaan yang ada. Dan untuk mengatasinya tidak lain adalah membuka pikiran dan wawasan seseorang sedini mungkin, sejak kecil.
Faktanya, anak-anak muda terus-menerus menyerap informasi baru dan belajar tentang dunia yang beragam di sekitar mereka.
Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, anak-anak akan menemui perbedaan gender, warna kulit, makanan, adat istiadat, budaya, agama, gaya hidup dan banyak lagi dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan.
Sebagai orang tua, adalah tugas kita untuk mengajar anak-anak kita untuk membuat keputusan berdasarkan rasa hormat dan toleransi – terlepas dari ras, bahasa, agama, etnis, jenis kelamin, usia dan keterbatasan diri (difabel) – dan bukan dari curiga dan prasangka.
Berikut adalah cara untuk mengajar anak Anda menjadi anak yang berpikiran terbuka dan menjadi orang yang menerima perbedaan.
Cara Agar Anak Berpikiran Terbuka
1. Berikan teladan
Tahukah Anda bahwa anak-anak mengamati apa yang dilakukan orang dewasa dan akan meniru perilaku mereka? Ketika orang dewasa menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain, anak-anak mereka juga akan mengikuti. Jika orang dewasa menggunakan kata-kata kasar untuk menjatuhkan orang lain, anak mereka akan menganggap perilaku Anda sebagai hal yang dapat diterima.
Saat kita menghormati dan membantu orang tua, anak-anak akan mengerti bahwa mereka juga harus berperilaku dengan cara yang sama. Sangat penting untuk menghabiskan waktu berbicara tentang nilai-nilai yang Anda pegang erat di hati Anda seperti rasa hormat, pertimbangan untuk orang lain, sopan santun, bantuan, kebaikan, mengatakan kebenaran dan banyak lainnya.
2. Hargai keberagaman
Tunjukkan kepada anak-anak Anda berbagai etnis, budaya, dan agama. Ambil bagian dalam kegiatan komunitas sebagai keluarga untuk ikut serta berbagai festival atau perayaan tradisi keagamaan agama lain. Jelaskan kepada anak Anda bahwa ikut serta dalam festival agama lain tidak berarti meyakini keyakinan agama lain bahkan tidak membuat luntur keyakinan seseorang.
Cobalah makanan dari berbagai etnis dan amati praktik budaya yang berbeda. Ini akan membantu anak memahami bahwa meskipun kita berasal dari latar belakang yang berbeda, kita masih bisa bersenang-senang bersama.
Jika memungkinkan, bepergian sebagai keluarga dan kunjungi berbagai negara dan biarkan anak Anda melihat dan mengalami berbagai lingkungan, budaya, dan gaya hidup. Perjalanan akan memperluas pikiran dan pemahaman mereka.
3. Ajarkan sopan santun dan kebiasaan yang baik
Karena anak kecil tidak akan menyadari apa yang ada dalam aturan sosial, Anda harus menunjukkannya kepada mereka. Mengatakan “tolong” dan “terima kasih”, adalah contoh tentang bagaimana kita dapat mengajar anak-anak kita untuk bersikap hormat dan toleran terhadap orang lain. Begitu juga menunggu orang lain menyelesaikan kalimat mereka sebelum berbicara, tidak secara terbuka mengkritik atau memaksakan pandangan dan pendapat mereka kepada orang lain karena ini dapat menyebabkan sakit hati atau rasa malu.
4. Jawab pertanyaan dengan jujur
Anak Anda akan mengajukan pertanyaan sensitif tentang perbedaan yang ia amati antara dirinya dan orang lain termasuk jenis kelamin, warna kulit, dan keterbatasan diri (difabel). Jawab mereka dengan jujur, dan jelaskan bahwa setiap orang berbeda dan inilah yang membuat hidup lebih menarik. Jangan menghindar atau mengabaikan pertanyaan mereka karena penting bagi anak-anak untuk menerima perbedaan pada orang lain, alih-alih berpura-pura bahwa mereka tidak ada.
5. Ambil peristiwa sebagai pembelajaran
Tidak dapat dihindari bahwa anak-anak akan mengatakan atau mengulangi hal-hal tanpa mengetahui bahwa itu kasar atau menyinggung. Perbaiki mereka dan jelaskan mengapa itu tidak benar. Ambil pelajaran dari peristiwa yang sedang hangat seperti penangkapan terhadap orang-orang yang melakukan ujaran kebencian. Ambil peristiwa ini sebagai batu loncatan untuk memberi tahu anak-anak Anda bahaya melakukan hal-hal yang dapat merusak harmoni kita.
6. Ajarkan anak cara mendengarkan
Anda harus dapat mendengarkan orang lain sebelum Anda dapat memahami sudut pandang yang berbeda. Mendengarkan keprihatinan, keinginan, aspirasi, ketakutan, dan pergumulan orang lain akan mengingatkan Anda bahwa ada lebih banyak hal dalam hidup Anda daripada apa yang Anda lihat dari sudut pandang Anda sendiri. Jika Anda tidak berupaya untuk mendengarkan orang lain, Anda akan dibatasi pada pemikiran yang berisi versi dunia Anda yang sempit.
7. Dorong anak memiliki teman yang berbeda
Anak Anda harus memahami bahwa tidak ada standar tentang bagaimana orang harus melihat. Mendesak mereka untuk berteman dengan anak-anak dari berbagai latar belakang dan etnis. Bermain dan berkomunikasi dengan anak-anak lain akan membantu mereka menyadari bahwa terlepas dari warna kulit, agama, atau latar belakang budaya mereka, anak-anak lain juga sama seperti mereka.
Dunia umumnya dan Indonesia khususnya membutuhkan lebih banyak orang yang memiliki pikiran yang terbuka dan menerima perbedaan. Tidak ada waktu lain yang tepat untuk mendidik anak memiliki pikiran terbuka selain memulainya dari rumah sejak dini. [MY24]
Kategori: Gaya Hidup
Kata kunci: Parenting, toleransi beragama
Penulis: