Cara Memberi Pemahaman Tentang Ras Kepada Anak
My24hours.net, Indonesia – Bagaimana cara memberi pemahaman tentang ras kepada anak Anda? Berikut kiat-kiatnya.
Banyak masyarakat yang tidak dapat melupakan tragedi Mei 1998 yang merupakan kerusuhan rasial yang menarget etnis Tionghoa di Indonesia pada 13-15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta dan juga terjadi di beberapa daerah lain.
Dalam tragedi tersebut banyak warga Indonesia etnis Tionghoa mendapat perlakukan tidak manusiawi dari penjarahan, pelecehan seksual hingga pembunuhan. Hingga saat ini sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi.
Belum lagi peristiwa Mei 1998 yang kelam tersebut lenyap sepenuhnya dari benak masyarakat, pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada tahun 2017 memberikan “garam” pada luka yang belum pulih. Pilkada DKI Jakarta 2017 dianggap banyak orang sebagai Pilkada yang paling brutal karena melibatkan sentimen ras dan agama.
Perlu diketahui bahwa dalam Instruksi Presiden Nomor 26 tahun 1998, pengunaan istilah “pribumi” dan “nonpribumi” dilarang digunakan oleh aparatur negara untuk mengeliminasi diskriminasi etnis dan ras. Sedangkan dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, menyatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan diskriminasi ras dan etnis sesuai Pasal 15 dan Pasal 16, dapat dipidana selama 1 hingga 5 tahun.
Karena tindakannya yang menggunakan politik identitas tersebut, hingga sekarang masyarakat menyebut Anies Baswedan sebagai “Bapak Politik Identitas”, sebuah julukkan yang negatif.
Tindakan diskriminasi terhadap ras dan etnis jelas bukan hal yang baik dan berdampak buruk pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dan perilaku diskiminasi ras dan etnis ini perlu dicegah sedari dini (masih anak-anak).
Meskipun anak-anak biasanya tidak siap secara perkembangan untuk memahami konsep rasisme hingga usia 4 hingga 6 tahun, para pakar kesehatan anak mengatakan bahwa kesadaran akan perbedaan ras dapat berkembang sejak masa bayi.
Selain itu, penting untuk memulai percakapan yang sesuai dengan perkembangan dengan anak-anak tentang perbedaan budaya, ras, dan etnis untuk membantu mereka belajar menghargai keragaman saat mereka bergerak sepanjang masa remaja hingga dewasa.
Untuk anak-anak yang terpapar diskriminasi dapat mengakibatkan stres beracun yang berdampak pada mereka selama sisa hidup mereka, menurut American Academy of Pediatrics (AAP) dalam pernyataan kebijakan yang dirilis pada 2019.
Dengan kata lain, tidak pernah terlalu dini untuk mulai membesarkan anak yang menghargai ras dan etnis. Tetapi langkah pertama adalah menjadi orang tua yang menghargai ras dan etnis. Berikut adalah beberapa cara kritis orang tua yang dapat menjadI contoh perilaku menghargai etnis dan ras untuk anak-anak mereka.
Cara Memberi Pemahaman Tentang Ras Kepada Anak
1. Mengingat bahwa bayi dan balita memperhatikan perbedaan ras
Pada usia 6 hingga 8 bulan, bayi mulai menunjukkan preferensi untuk belajar dari orang-orang dalam kelompok ras mereka daripada orang-orang dari kelompok ras lain. Pada usia 2 hingga 3 tahun, balita menggunakan ras untuk memahami perilaku. Tentu saja, preferensi yang ditemukan pada bayi dan balita bukanlah indikasi bias rasial, melainkan keakraban. Namun, preferensi awal ini dapat mendukung perkembangan sikap rasial di kemudian hari.
para pakar kesehatan anak menyarankan bahwa mempelajari bias rasial mirip dengan anak bilingual yang belajar bahasa baru dibandingkan dengan anak yang tidak mulai belajar bahasa Perancis sampai sekolah menengah. Seiring bertambahnya usia anak, belajar menjadi lebih sulit. Meskipun mungkin terasa menakutkan, ada cara untuk memodelkan perilaku menghargai ras untuk anak kecil. Bahasa dapat berperan dalam mencapai tujuan ini. Misalnya, jika seorang balita sedang bermain dengan boneka atau mainan yang memiliki ciri-ciri yang mirip dengan orang kulit berwarna (tekstur rambut lebih keriting, kulit lebih gelap), tunjukkan betapa cantik atau tampan mainan itu atau pujilah rambutnya.
Tujuannya tidak harus menjadikan ras sebagai titik fokus, tetapi untuk memodelkan bahasa yang adil, membangkitkan semangat, dan menegaskan di depan anak. Pada usia 12 tahun, banyak anak menjadi teguh pada keyakinan mereka, memberi orang tua lebih dari satu dekade untuk mengatasi bias rasial dan meningkatkan pemahaman budaya. Tetapi orang tua harus terlebih dahulu mendidik diri mereka sendiri.
2. Beri pemahaman mengenai keunggulan dan bias ras dan etnis
Meskipun memahami keunggulan adalah bagian penting dalam mengembangkan perspektif menghormati ras dan etnis dan membesarkan anak-anak anti-rasis, hal ini adalah konsep yang sulit dan sensitif bagi beberapa orang tua. Ada banyak informasi yang salah tentang apa itu keunggulan rasi dan etnis dan apa yang bukan.
Keunggulan ras dan etnis bukanlah jalan yang menjamin menuju kekayaan, juga tidak berarti bahwa semua orang kulit putih dan bermata sipit selalu kaya. Keunggulan ras dan etnis mengacu pada keuntungan apa pun yang diperoleh, eksklusif, dan dipertahankan secara sosial hanya karena ras bukan hal lain. Misalnya, diberi peringatan saat ditilang polisi karena ngebut bukannya ditilang karena berambut keriting atau berkulit gelap. Atau seseorang dipekerjakan sebagai karyawan marketing karena kepandaiannya menjual sesuatu bukan karena matanya yang sipit dan kulit putih.
Karena keunggulan ras dan etnis tidak hanya didasarkan pada bagaimana kita melihat diri kita sendiri tetapi juga bagaimana orang lain melihat kita, maka keunggulan ras dan etnis tidak dapat dilihat. Namun, seseorang dapat menggunakan keunggulan ras mereka untuk membela dan bertindak sebagai sekutu bagi mereka yang tertindas secara rasial.
Meskipun konsep keunggulan ras dan etnis ini tidak dapat diajarkan kepada bayi, orang tua atau pengasuh yang menyadari kesadaran keunggulan ras dan etnis mereka sendiri berperan penting dalam memahami rasisme struktural dengan lebih baik dan mengidentifikasi bagaimana mencontohkan perilaku yang mencela eksploitasi keunggulan ras dan etnis di depan anak-anak mereka saat mereka bertambah dewasa.
Menjelajahi bias ras dan etbis juga dapat membantu orang tua mengadopsi dan mengajarkan perspektif anti-rasis kepada anak-anak, dan dapat membantu orang tua menjadi lebih sadar akan reaksi mereka terhadap orang lain dan bagaimana reaksi tersebut dapat secara tidak langsung mengirim pesan kepada balita tentang kelompok ras lain. Contoh cara orang tua mungkin secara tidak sengaja menyampaikan bias kepada anak-anak mereka termasuk menjaga jarak yang lebih jauh dari orang kulit berwarna daripada biasanya, menyeberang jalan saat mereka berjalan ke arah Anda atau mengirim anak Anda ke sekolah tertentu tanpa alasan lain selain alasan sekolah tersebut berpopulasi besar siswa dengan kulit berwarna.
3. Menentang “buta warna” perbedaan
Penelitian menunjukkan bahwa mengadopsi ideologi buta warna terhadap perbedaan bukanlah pendekatan yang efektif bagi orang dewasa untuk melihat ras atau untuk mendidik anak-anak mereka tentang perbedaan ras dan rasisme. Gagasan dari ideologi buta warna adalah mengajarkan anak-anak kecil bahwa beberapa perbedaan boleh dibicarakan — seperti jenis kelamin biologis — sementara yang lain seperti perbedaan ras tidak boleh dibicarakan. Hal ini dapat membuat perbedaan ras tampak seperti hal yang buruk. Perbedaan ras bukanlah masalah. Memperlakukan seseorang secara berbeda atau buruk karena perbedaan ras itu baru sebuah masalah. Daripada mengajari balita tentang ideologi buta warna ini, strategi yang lebih efektif mungkin adalah merayakan, menghargai keragaman dengan membeli permainan, mainan, dan buku yang mencakup karakter yang beragam secara etnis dan ras.
4. Mendidik dan membenamkan anak-anak di lingkungan yang beragam
Rasisme tidak selalu membawa tanda besar yang mengumumkan dirinya sendiri. Bentuk-bentuk rasisme yang halus lazim saat ini, seperti anak kulit putih yang tidak diundang ke pesta ulang tahun teman sekelasnya yang berkulit berwarna atau sebaliknya. Tetap sadar akan bentuk penindasan dan ketidakadilan rasial saat ini dan historis memungkinkan seseorang untuk mengembangkan pemahaman rasisme yang akurat dan lebih kontekstual, dan untuk lebih mempersiapkan diri untuk mendiskusikan topik serupa dengan anak-anak mereka (setelah mereka siap secara perkembangan). Sama pentingnya bagi para pengasuh untuk membenamkan diri dan anak mereka di lingkungan yang beragam secara ras, etnis, dan budaya. Anak-anak yang diberi kesempatan untuk berinteraksi secara teratur dengan orang-orang dari ras yang berbeda secara positif menunjukkan bias yang lebih lemah selama masa bayi dan sikap yang lebih positif di masa kanak-kanak.
5. Singkirkan ketidaknyamanan masa lalu
Seorang balita mungkin belum siap untuk berbicara secara eksplisit tentang perbedaan ras, tetapi jika ya, ikuti petunjuk mereka. Misalnya, jika anak berusia 3 tahun menunjukkan bahwa seseorang bermata sipit atau berkulit gelap di depan umum, tahan keinginan untuk segera mengubah topik pembicaraan. Sebaliknya, akui pengamatan mereka sebagai fakta bahwa orang itu bermata sipit atau berkulit gelap. Setelah sendirian, pertimbangkan untuk melanjutkan diskusi dengan balita Anda untuk lebih memahami persepsi mereka tentang perbedaan ras. Membahas ras dan rasisme bisa sangat menimbulkan kecemasan. Bukan hal yang aneh untuk mengalami perasaan malu, bersalah, dan membela diri ketika dihadapkan dengan dampak buruk rasisme terhadap etnis lain seperti tragedi Mei 1998. Sebagai orang tua, proses dan akui perasaan itu, lalu singkirkan ketidaknyamanan dan tahan keinginan untuk menyangkal, meminimalkan, atau menutup diri.[MY24]
Kategori: Gaya Hidup
Kata kunci: Parenting
Penulis: