Cara Mengatasi Lingkungan Kerja yang Toksik
My24hours.net, Indonesia – Bagaimana cara mengatasi lingkungan kerja yang toksik atau yang membawa pengaruh negatif? Berikut kiatnya.
Lingkungan kerja yang toksik tampaknya lebih umum akhir-akhir ini. Menurut survei oleh Talent Works, lingkungan toxic adalah faktor paling umum yang menghalangi wanita mengejar peran teknologi, dengan 21% sering mengutip pengalaman. Rata-rata, 1,3% karyawan Amerika di perusahaan besar secara eksplisit menggambarkan budaya perusahaan mereka sebagaitoxic atau negatif, menurut Glassdoor.
Namun, penelitian yang paling berdampak datang dari para peneliti MIT yang mengungkapkan bahwa budaya beracun mendorong Pengunduran Diri Hebat. Lebih khusus lagi, budaya perusahaan yang beracun 10,4 kali lebih kuat daripada kompensasi dalam memprediksi tingkat atrisi perusahaan.
Toksisitas di tempat kerja tidak hanya tersebar luas, tetapi juga sangat merugikan kesehatan mental karyawan, menurut sebuah studi oleh American Psychological Association. Jadi, jika Anda berada dalam situasi yang tidak sehat di tempat kerja, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasinya.
Cara Mengatasi Lingkungan Kerja yang Toksik
1. Cari sistem pendukung
Jika Anda mengalami lingkungan kerja yang toksik, kemungkinan Anda tidak sendirian. Menemukan rekan kerja yang mendukung untuk bersandar sangat penting selama waktu ini. Meskipun Anda tidak ingin dianggap bergosip, Anda perlu mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang memiliki pola pikir positif. Anda mungkin juga perlu mencari kelompok pendukung di luar pekerjaan. Memiliki orang-orang yang bukan rekan kerja Anda memberi Anda jalan keluar yang aman untuk melampiaskan frustrasi Anda.
2. Cari pembimbing
Gejala burnout atau stres berat terkadang dapat dibingungkan dengan gejala lingkungan kerja yang toksis. Jika Anda bertanya-tanya apakah masalahnya adalah Anda atau budaya perusahaan, carilah pembimbing profesional. Memiliki dewan suara pihak ketiga yang tidak memihak dapat membantu Anda menyaring perasaan Anda dan menemukan akar penyebab masalah. Mereka juga dapat membantu Anda mengembangkan strategi untuk menghadapi lingkungan kerja yang toksik dan menetapkan tujuan karir yang realistis.
3. Menerapkan teknik berkesadaran penuh
Teknik mindfulness atau berkesadaran penuh bisa menjadi cara yang bagus untuk mengelola kecemasan dan stres terkait pekerjaan. Mulailah dengan melakukan meditasi singkat yang dipandu atau coba beberapa latihan visualisasi. Berkesadaran penuh di tempat kerja dapat membantu Anda fokus pada saat ini dan lebih berniat untuk terlibat dengan dunia.
4. Luangkan waktu untuk menghilangkan stres
Setelah hari kerja yang panjang, penting untuk menemukan cara untuk bersantai. Cari aktivitas yang membantu Anda mengalihkan pikiran dari pekerjaan. Beberapa contoh bisa jadi terlibat dalam hobi favorit Anda, membuat jurnal atau menjadwalkan jalan-jalan dengan teman-teman. Menemukan identitas Anda di luar pekerjaan juga akan membantu menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif.
5. Tetapkan batasan yang sehat
Jika Anda menemukan diri Anda dalam budaya kerja yang toksik, penting untuk menetapkan batasan yang sehat. Misalnya, pertimbangkan untuk mematikan telepon kantor Anda setelah waktu tertentu setiap hari dan hanya menanggapi email selama jam kerja. Berlatihlah mengomunikasikan batasan Anda dengan jelas kepada manajer dan rekan kerja Anda. Jika ada batas yang dilintasi, segera atasi, agar tidak terjadi lagi. Dalam sebuah survei oleh Self Financial, hampir satu dari 11 karyawan tidak merasa dihormati oleh manajer mereka, dan 11,6% mengatakan mereka merasa tidak dihargai oleh perusahaan tempat mereka bekerja secara keseluruhan. Jika Anda mengalami rasa tidak hormat, pelecehan, atau intimidasi di tempat kerja, pastikan untuk mendokumentasikannya. Dengan begitu, Anda akan siap jika perlu meneruskan masalah atau menempuh jalur hukum.
6. Mulai rencanakan strategi berhenti kerja
Jika Anda telah memutuskan bahwa status mempertahankan keadaan lebih buruk daripada pemikiran tentang perubahan, inilah saatnya untuk mulai mencari peluang kerja lainnya. Jangkau jaringan Anda dan perbarui profil media sosial profesional Anda. Luangkan waktu ini untuk mendokumentasikan semua pencapaian Anda dan membuat garis waktu kapan Anda ingin meninggalkan posisi Anda saat ini. Kemudian kembangkan rencana tindakan dengan pencapaian spesifik untuk membuat Anda bertanggung jawab.
Menemukan diri Anda dalam lingkungan kerja yang toksik tidak berarti akhir dari karier Anda. Alih-alih, fokuslah terlebih dahulu pada penerapan strategi koping, yaitu taktik perilaku dan kognitif yang digunakan untuk mengelola krisis, kondisi, dan tuntutan yang dinilai menyusahkan. Dengan begitu, jika Anda memutuskan untuk pindah, setidaknya Anda tahu bahwa Anda telah mencoba yang terbaik untuk memperbaiki lingkungan kerja Anda.[MY24]
Kategori: Gaya Hidup
Kata kunci: Pekerjaan
Penulis: