Panduan Mencegah Virus Corona – Perlukah Masker Wajah?
My24hours.net, Indonesia – Bisakah masker wajah mencegah virus corona yang sedang mewabah? Jika bisa, jenis masker wajah apa yang bisa mencegah tertularnya virus corona?

Virus corona baru (2019-nCov) yang baru-baru ini muncul Kota Wuhan di Provinsi Hubei, Tiongkok menjadi berita utama. Dengan lebih dari 6.100 kasus dan lebih dari 130 kematian, wajar saja wabah ini menuai sedikit ketakutan. Beberapa orang di berbagai negara bahkan sudah mulai memakai masker.
Tetapi apakah masker wajah benar-benar diperlukan? Inilah jawaban untuk pertanyaan paling umum mengenai masker wajah.
Apakah perlu menggunakan masker wajah? Jika ya, jenis yang mana?
Anda memerlukannya jika Anda berjalan-jalan di keramaian atau berada dekat dengan sumber wabah (seperti daerah wabah dan pasien). Sejauh ini Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi secara resmi menyatakan keberadaan 2 pasien terjangkit virus corona pada 2 Maret 2020.
Sementara itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat masih mengatakan ancaman virus corona terhadap masyarakat umum Amerika rendah, dan hanya ada 5 kasus yang dikonfirmasi di empat negara bagian (California, Washington, Arizona dan Illinois). Semua kasus itu melibatkan perjalanan baru-baru ini ke Tiongkok — dan belum ada tanda bahwa itu menyebar dari orang ke orang. Jadi saat ini, siapa pun di Indonesia tidak perlu terlalu khawatir tentang mengenakan masker wajah.
Dikatakan bahwa, virus corona lebih berdampak parah bagi orang-orang yang sudah lanjut usia atau sudah memiliki masalah kesehatan. Selain itu, saat terjadinya wabah ini, Tiongkok sedang mengalami musim dingin dan tidak menutup kemungkinan musim flu.
Jadi jika Anda tinggal di daerah di mana ada kasus virus korona yang dikonfirmasi, atau ada orang-orang di sekitar Anda terserang flu, maka Anda perlu mengenakan masker untuk ketenangan pikiran Anda. (Juga, mendapatkan suntikan flu jika Anda belum.)
Meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana virus novel corona ini menyebar, penyakit terkait, termasuk SARS dan MERS, menyebar melalui udara dan dapat menyebar melalui tetesan kecil yang dikeluarkan setiap kali seseorang batuk atau bersin. Tetesan ini juga dapat menempel di permukaan dan menumpang ke saluran pernapasan jika seseorang menyentuhnya dan kemudian membawa tangan mereka ke hidung atau mulut mereka.
Pembaruan: Dengan adanya bukti-bukti baru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meninjau ulang rekomendasi pemakaian masker. WHO mulai mendukung pemakaian masker kepada setiap lapisan masyarakat.
Jenis masker
CDC merekomendasikan petugas kesehatan yang berinteraksi dengan pasien terinfeksi virus corona memakai masker N95. Ini adalah jenis masker respirator yang pas dengan wajah dan dirancang untuk menyaring partikel kecil dari udara.
Jika masker wajah memiliki sebutan “N95”, itu berarti masker akan menyaring 95% partikel sekecil 0,3 mikron dari udara. Virus dalam keluarga virus corona semuanya cukup besar (setidaknya menurut standar virus), dan rata-rata sedikit lebih dari 0,1 mikron. Jadi secara teoritis, bahkan dengan masker N95 beberapa partikel virus masih bisa menembusnya. Penting juga untuk dicatat bahwa masker N95 tidak bekerja dengan baik untuk anak-anak atau orang-orang dengan rambut wajah (berjenggot). Selain itu juga tidak bekerja untuk orang-orang yang sudah memiliki masalah paru-paru mungkin merasa lebih sulit bernapas ketika mengenakan salah satu dari masker ini.
Masker N95 dianggap sebagai perangkat medis dan diatur oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan A.S. Anda dapat melihat daftar masker yang disetujui FDA di sini.
Anda mungkin melihat orang mengenakan masker bedah; masker kertas tipis yang dikaitkan di belakang telinga. Sayangnya, masker-masker itu biasanya terlalu longgar untuk benar-benar efektif dalam menghentikan virus.
Apakah masker benar-benar ampuh mencegah virus corona?
Itu tergantung pada jenis maskernya. Tidak ada masker yang dapat 100% mencegah penyaki. Dan sangat sedikit data yang benar-benar memeriksa bagaimana masker ini tahan terhadap berbagai penyakit. Satu penelitian dari 2008 memang menunjukkan bahwa masker respirator melindungi terhadap semprotan fluorescent, dan Anda dapat melihat gambar-gambarnya di sini.
Namun, beberapa jenis masker sebenarnya bisa lebih berbahaya daripada kebaikannya. Sebuah peneliti acak oleh kelompok peneliti di Australia menemukan bahwa mengenakan masker kain tidak hanya tidak efektif, tetapi juga dapat meningkatkan risiko tertular infeksi pernapasan. Jenis masker ini, “dapat menyerap kelembapan dan menyediakan tempat berkembang biak bagi serangga,” kata Raina MacIntyre, seorang penulis penelitian dan profesor Biosecurity Global di Universitas New South Wales di Sydney, seperti yang dilansir Forbes, Rabu (29/1/2020).
Jika tidak mendapatkan masker, apa yang harus diakukan?
Pertama-tama, jangan panik. Anda dapat membuatnya sendiri dari bahan-bahan yang ada seperti kain katun atau kertas tisu dapur. Ada banyak tutorial di media sosial untuk membuat masker. Selain itu, masih ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk melindungi kesehatan Anda:
- Sering-seringlah mencuci tangan (dan benar-benar mencucinya, dengan air panas dan sabun)
- Hindari menyentuh wajah atau menggosok mata
- Memasak semua makanan dengan saksama
- Cukup tidur
- Pastikan makan makanan sehat dan
- Menjauh dari siapa pun yang diduga terjangkit virus (pada dasarnya, semua hal yang selalu diperintahkan ibu Anda kepada Anda).
Dengan melakukan hal demikian, untuk saat ini, Anda seharusnya akan baik-baik saja.[MY24]
Catatan: Konten ini termasuk saran dan hanya memberikan informasi umum. Ini sama sekali bukan pengganti pendapat medis yang berkualitas. Selalu berkonsultasi dengan spesialis atau dokter Anda sendiri untuk informasi lebih lanjut. MY24 tidak mengklaim bertanggung jawab atas informasi ini.
Kategori: Kesehatan,Panduan
Kata kunci: penyakit menular, virus
Penulis: