Cara Ilmiah Memperbaiki Hubungan yang Bermasalah
My24hours.net, Indonesia – Memiliki hubungan asmara yang bermasalah? Berikut cara ilmiah memperbaiki hubungan yang bermasalah yang bisa Anda terapkan agar hubungan kembali membaik.
Hubungan adalah entitas yang hidup dan bernapas. Hubungan mengalami pasang surut dan tidak selalu berjalan sesuai rencana.
Cara apakah yang terbaik untuk pulih dari hubungan yang bermasalah? Meskipun tidak ada jawaban sederhana, ilmu hubungan telah menemukan beberapa teknik yang lebih efektif daripada yang lain dalam mengembalikan hubungan ke jalur yang benar.
Berikut adalah tiga strategi yang didukung penelitian untuk memasukkan kehidupan baru ke dalam romansa yang bermasalah.
Cara Ilmiah Memperbaiki Hubungan yang Bermasalah
1. Utamakan kerja sama dari pada bersaing
Manusia, pada dasarnya, cepat terlibat dalam apa yang oleh para psikolog disebut sebagai “perbandingan sosial”. Kita menilai diri kita sendiri lebih tinggi terhadap orang lain. Jika saya melakukannya lebih baik dari Anda, maka semuanya baik-baik saja. Jika tidak, semuanya buruk.
Meskipun pola pikir tersebut mungkin sehat dari sudut pandang motivasi, tetapi ini bukanlah resep untuk kesuksesan sebuah hubungan.
Tahan dorongan untuk membandingkan diri Anda dengan pasangan secara sosial. Jangan merasa senang bahwa Anda melakukan suatu pekerjaan yang lebih baik daripada pasangan Anda. Jangan kesal jika pasangan Anda mengalami lebih banyak kesuksesan karier.
Sebaliknya, yang terbaik adalah memandang Anda dan pasangan memiliki masa depan yang saling terkait. Sukses bagi pasangan adalah sukses untuk Anda, begitu pula sebaliknya. Mengadopsi mentalitas ini akan membuat Anda menjadi pasangan yang lebih memberi semangat.
Dan, jika Anda dan pasangan masih perlu mengurangi perbandingan sosial tersebut, temukan tujuan bersama untuk diusahakan. Bayangkan ibarat Anda bermain bulu tangkis ganda campuran yang tujuan bersamanya adalah memenangkan permainan.
Kurangi pemikirantentang Anda melawan dunia dan lebih banyak tentang Anda berdua melawan dunia. Ingat, salah satu alasan evolusi inti mengapa kemitraan romantis jangka panjang muncul adalah untuk berbagi sumber daya dan meminimalkan bahaya menjelajahi dunia sendirian.
Jangan lupa bahwa Anda dan pasangan terlibat dalam hal ini bersama. Jangan pernah melewatkan kesempatan untuk saling membantu dan jangan biarkan pertengkaran atau kesulitan menghalangi Anda.
2. Minimalkan rasa curiga
Sudah menjadi sifat kita untuk mencari kebenaran dan menemukan informasi palsu. Psikolog evolusioner memberi tahu Anda bahwa salah satu alasan mengapa ada gosip adalah untuk mengawasi orang-orang yang mungkin mengambil lebih banyak daripada yang mereka kontribusikan. Kadang-kadang, ini adalah lensa yang diperlukan untuk melihat dunia.
Tapi itu bisa menjadi kontraproduktif dalam hal kemitraan romantis. Ingatlah untuk memberi pasangan Anda ruang untuk merasa didengarkan dan didukung, bahkan pada saat Anda mungkin tidak sepenuhnya setuju dengan sudut pandangnya. Minimalkan perasaan curiga dan mencari-cari kebenaran yang ada.
Faktanya adalah kita semua menerima begitu banyak menerima kecurigaan melalui perjalanan kehidupan kita sehari-hari. Seringkali pasangan romantis seseorang tidak perlu memainkan peran itu. Sebaliknya, jadilah orang yang mendukung dan menyemangati seperti yang diinginkan pasangan Anda dan serahkan kenyataan pada orang lain. Orang-orang cenderung menjadi sadar dengan sendirinya.
3. Lakukan perubahan radikal
Terkadang, obat terbaik untuk hubungan yang terluka adalah intervensi radikal. Pergilah dan lakukan satu hal yang Anda katakan tidak akan pernah Anda lakukan dengan pasangan Anda. Misalnya mengambil liburan ke Eropa. Pindah ke daerah lain atau negara lain.
Jangan takut untuk membuat konsep ulang seluruh alasan hubungan Anda. Ketika hubungan berada dalam masalah serius, mungkin hal terburuk yang dapat Anda lakukan adalah duduk diam dan berharap segalanya akan menjadi lebih baik. Ambillah tindakan dan Anda bisa menyelamatkan diri dari banyak penyesalan di kemudian hari.[MY24]
Kategori: Sains
Kata kunci: psikologi, Relationship
Penulis: