Sains

Kutukan Tutankhamun: Fakta atau Fiksi? Apa Kata Sains?

My24hours.net, Indonesia – Kutukan Tutankhamun adalah salah satu misteri paling terkenal di dunia, tetapi apakah itu nyata atau hanya cerita?

Kutukan Tutankhamun: Fakta atau Fiksi? Apa Kata Sains?
Foto: shutterstock

Kutukan Tutankhamun adalah salah satu misteri paling terkenal di dunia. Konon, siapa pun yang membuka makam Tutankhamun akan mati dalam waktu setahun.

Sebelum membahas “Kutukan Tutankhamun”, ada baiknya kita mengetahui siapa Tutankhamun.

Siapa itu Tutankhamun?

Tutankhamun adalah seorang pharaoh atau firaun dari Dinasti ke-18 Mesir Kuno yang memerintah sekitar tahun 1332 SM sampai 1323 SM. Ia adalah salah satu pharaoh Mesir yang paling terkenal karena makamnya yang ditemukan di Lembah Para Raja pada tahun 1922. Makam Tutankhamun adalah salah satu makam yang paling utuh yang pernah ditemukan di Mesir, dan berisi banyak harta benda yang berharga.

Tutankhamun lahir sekitar tahun 1341 SM. Ayahnya adalah Akhenaten dan ibunya adalah Nefertiti. Tutankhamun menjadi pharaoh pada usia sekitar 9 tahun, setelah kematian ayahnya. Ia memerintah selama sekitar 10 tahun, dan meninggal pada usia sekitar 19 tahun.

Penyebab kematian Tutankhamun tidak diketahui secara pasti. Beberapa ahli percaya bahwa ia meninggal karena malaria, sementara yang lain percaya bahwa ia meninggal karena kecelakaan.

Makam Tutankhamun ditemukan pada tanggal 4 November 1922 oleh Howard Carter, seorang arkeolog Inggris. Makam tersebut ditemukan tidak jauh dari makam Ramses VI. Makam Tutankhamun adalah salah satu makam yang paling utuh yang pernah ditemukan di Mesir, dan berisi banyak harta benda yang berharga.

Harta benda yang ditemukan di makam Tutankhamun termasuk peti mati emas, perhiasan, senjata, dan furnitur. Harta benda tersebut sekarang dipamerkan di Museum Mesir di Kairo.

Penemuan makam Tutankhamun adalah salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Mesirologi. Penemuan tersebut telah memberikan banyak informasi tentang kehidupan dan budaya Mesir Kuno.

Sejarah Kutukan Tutankhamun

Kutukan Tutankhamun pertama kali muncul pada tahun 1923, ketika Lord Carnarvon, seorang bangsawan Inggris yang membiayai proyek arkeologi penggalian makam Tutankhamun, meninggal karena infeksi setelah terkena luka kecil di pipinya. Kematian Lord Carnarvon memicu kepanikan dan spekulasi tentang kutukan, dan sejak itu, sejumlah orang lain yang terkait dengan penggalian makam Tutankhamun telah meninggal dalam keadaan misterius.

Pada tanggal 4 November 1922, Howard Carter, seorang arkeolog Inggris, menemukan makam Tutankhamun di Lembah Para Raja di Mesir. Makam Tutankhamun adalah salah satu makam yang paling utuh yang pernah ditemukan, dan berisi banyak harta benda yang berharga. Ketika makam dibuka, para arkeolog menemukan sebuah lempengan tanah liat di pintu masuk yang bertuliskan kutukan. Kutukan tersebut berbunyi:

“Siapa pun yang mengganggu kedamaian raja, akan dihukum oleh Dewa Osiris.”

Kematian Lord Carnarvon memicu kepanikan dan spekulasi tentang kutukan. Banyak orang percaya bahwa Lord Carnarvon telah dikutuk oleh Dewa Osiris karena membuka makam Tutankhamun.

Namun, banyak ahli percaya bahwa kematian Lord Carnarvon hanyalah kebetulan. Lord Carnarvon sudah berusia 57 tahun dan memiliki kesehatan yang buruk, dan kemungkinan besar ia meninggal karena penyakit.

Apa Kata Sains?

Sains tidak memiliki bukti untuk mendukung keberadaan Kutukan Tutankhamun. Kematian Lord Carnarvon dan orang-orang lain yang terlibat dalam penemuan makam Tutankhamun dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain, seperti penyakit, kecelakaan, atau kebetulan.

Satu teori adalah bahwa kematian disebabkan oleh spora jamur yang ada di dalam makam. Spora ini dapat menyebabkan infeksi pernapasan, dan mungkin terhirup oleh orang-orang yang mengunjungi makam. Teori lain adalah bahwa kematian disebabkan oleh bakteri yang ada di dalam makam. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai macam infeksi, termasuk pneumonia dan sepsis.

Mungkin juga kematian itu hanya kebetulan. Lord Carnarvon sudah sakit ketika mengunjungi makam, dan dia mungkin meninggal karena penyakitnya terlepas dari apakah dia mengunjungi makam atau tidak. Orang lain yang meninggal setelah mengunjungi makam mungkin juga sakit, atau mereka mungkin terpapar bahaya lain, seperti kecelakaan atau gigitan nyamuk.

Kesimpulannya, tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung keberadaan Kutukan Tutankhamun. Kematian Lord Carnarvon dan orang-orang lain yang terlibat dalam penemuan makam Tutankhamun dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain, seperti penyakit, kecelakaan, atau kebetulan.[MY24]

BAGIKAN ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA:

Kategori: Sains
Kata kunci:
Penulis: