Muslim Benggala Bakar Ratusan Rumah Etnis Minoritas di Bangladesh

My24hours.net, Bangladesh – Ratusan rumah milik masyarakat etnis minoritas di Langadu Distrik Rangamati, Bangladesh, musnah dibakar oleh kelompok muslim radikal di wilayah tersebut.

Muslim Benggala Bakar Ratusan Rumah Etnis Minoritas di Bangladesh
Seorang ibu dari etnis minoritas menangis meratapi rumahnya yang hangus dibakar massa di Rangamati, Bangladesh, Jumat (2/6/2017). Foto: thedailystar.net

Enam desa perbukitan di Langadu di Rangamati masih sepi dengan rumah-rumah yang terbakar saat masyarakat etnis minoritas yang panik melarikan diri ke hutan setelah rumah mereka ditembaki oleh muslim dari etnis Benggala (Bengali) pada Jumat (2/6/2017) tidak kembali ke desa-desa hingga Sabtu sementara situasi mengerikan terjadi di daerah tersebut.

Para korban mengatakan bahwa mereka tidak mempercayai janji yang diberikan oleh pemerintah untuk menjamin keselamatan dan keamanan mereka, sementara berbagai negara dalam organisasi-organisasi hak asasi internasional menuntut keamanan dan keamanan bagi etnis minoritas dan mengadili para penyerang.

Pemerintah mencabut larangan berkumpul pada hari Sabtu (3/6/2017), namun personil polisi dan tentara terus berjaga-jaga di daerah perbukitan, yang merupakan rumah bagi berbagai etnis minoritas.

“Kami meminta masyarakat etnis minoritas melalui perwakilan setempat untuk kembali ke rumah, tapi mereka tidak kembali,” kata Tajul Islam, seorang petugas nirbahi upazila Langadu kepada New Age Bangladesh Sabtu (3/6/2017).

Pada Jumat malam polisi mengajukan sebuah perkara terhadap sekitar 400 orang yang 15 di antaranya membakar rumah-rumah masyarkat etnis minoritas di desa-desa perbukitan yang berbeda dan menyerang petugas penegak hukum, kata Mominul Islam seorang perwira polisi Langadu yang bertugas.

Polisi juga telah menangkap tujuh orang – Md Sharif, Abul Khair, Muslim Syarih, Mukhter Hossain, Md Delwar Hossain, Zakir Hossain dan Nur Mohammad. Pengadilan Rangamati mengirim mereka ke penjara Rangamati, kata Arun Chandra, inspektur polisi pengadilan.

Ketua dewan Langadu, Kalin Mitra Chakma, yang rumahnya juga dibakar, bersama 300 lainnya di daerah tersebut, mengatakan bahwa banyak korban berlindung ke desa-desa di perbukitan tetangga, sementara yang lain menghabiskan malam di pedalaman hutan.

“Kami tidak percaya dengan janji yang diberikan oleh pemerintah untuk menjamin keselamatan dan keamanan kami,” katanya.

Para kerabat korban, yang tinggal di Dhaka, mengatakan bahwa para korban pergi tanpa makanan dan berlindung di daerah perbukitan di kondisi kadang-kadang hujan.

Manjarul Mannan, wakil komisaris Rangamati mengatakan bahwa rumah-rumah yang dibakar akan dibangun kembali dan korbannya akan diberi kompensasi.

“Mereka akan direhabilitasi,” katanya, menambahkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan daftar keluarga yang terkena dampak.

Petugas implementasi proyek Langadu upazila Mohammad Abu Tayab mengatakan bahwa sejauh ini mereka telah membuat daftar 86 keluarga yang terkena dampak serangan pembakaran tersebut.

“Kami menghadapi masalah dalam mempersiapkan daftar karena hampir tidak ada warga minoritas nasional di desa Tintila, Baittapara dan Manikjo Chhara,” katanya.

Rumah-rumah dari desa-desa ini benar-benar terbakar, tambahnya.

Mominul, petugas polisi yang bertugas mengatakan bahwa mereka tidak yakin dengan laporan kematian wanita 70 tahun Dinamala Chakma dari Tintala dalam serangan pembakaran tersebut.

“Kami menganggapnya hilang,” katanya.

Serangan tersebut terjadi setelah Nurul Islam Nayan, pemimpin organisasi lokal pemuda Liga Juba Awami yang didukung Liga Awami, ditemukan di Kilometer Khagracharim Char pada 1 Juni.

Komisi Internasional Jalur Bukit Chittagong pada hari Sabtu pekan lalu mengatakan bahwa mereka dibingungkan dengan insiden kriminal tersebut karena tindakan kekerasan seperti serangan pembakaran tersebut dilakukan di enam desa di puncak bukit di hadapan pasukan keamanan.

Dalam sebuah surat yang dikirim ke menteri dalam negeri Asaduzzaman Khan, komisi tersebut menuntut penangkapan segera para pelaku, keamanan penduduk desa dan kompensasi yang tepat untuk para korban, kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu lalu.

Dalam sebuah pernyataannya Forum Adivasi Bangladesh mengutuk serangan tersebut, mengatakan bahwa pemerintah gagal melakukan tindakan yang benar meskipun berulang kali melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas.

Yayasan Kapaeeng dan Forum Hak Asasi Manusia Bangladesh juga mengecam serangan tersebut dan menuntut diadilinya para penyerang dan menuntut keamanan bagi warga minoritas di Bangladesh.

Sementara itu dalam pernyataannya, Amnesti Internasional, Senin (5/6/2017), menyatakan mengutuk dan meminta pemerintah Bangladesh harus mengadili mereka yang bertanggung jawab atas serangan keji terhadap masyarakat adat di Jalur Bukit Chittagong tersebut.

Peristiwa kekerasan terhadap warga etnis dan agama minoritas di Bangladesh khususnya di wilayah Jalur Bukit Chittagong kerap terjadi.

Wilayah Jalur Bukit Chittagong mayoritas dihuni oleh masyarakat etnis Jumma dan Chakma yang beragama Hindu dan Buddha. [My24]

BAGIKAN ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA:

Kategori: Berita,Internasional
Kata kunci:
Penulis:
id_IDBahasa Indonesia