Malaysia Gagalkan Serangan ISIS di Penutupan SEA Games

My24hours.net, Malaysia – Polisi Malaysia menggagalkan sebuah rencana satu anggota Negara Islam (ISIS) yang berencana menyerang upacara penutupan SEA Games di Kuala Lumpur pekan lalu, kata pejabat tinggi kepolisian pada Selasa.

Malaysia Gagalkan Serangan ISIS di Penutupan SEA Games
Upacara penutupan SEA Games 2017, di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, 30 Agustus 2017. Foto: Youtube.

Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun mengatakan dalam sebuah pernyataan, penyerang yang dicurigai adalah seorang warga Filipina berusia 25 tahun, telah terlibat dalam pertempuran, penculikan dan pemancungan sandera asing di Filipina.

Penangkapan tersebut memunculkan perhatian tentang peningkatan kerjasama di antara para militan di Asia Tenggara. Dan yang dikhawatirkan para pemerintah Asia Tenggara adalah pengaruh penyebaran Negara Islam tersebut yang kehilangan wilayahnya di Timur Tengah.

Mohamad Fuzi tidak mengidentifikasi tersangka namun mengatakan bahwa tersangka telah merencanakan untuk menyerang upacara penutupan pertandingan di Stadion Nasional Bukit Jalil, serta sebuah parade Hari Kemerdekaan di keesokan harinya. Fuzi tidak memberikan detail rencana tersebut.

Pria tersebut ditangkap dalam sebuah gerebek pada 30 Agustus, hari seremoni olahraga tersebut berlangsung, bersama dengan tujuh tersangka anggota kelompok garis keras Abu Sayyaf, termasuk warga Filipina lainnya.

Seperti yang dilansir Reuters, Selasa (5/9/2017), pihak berwenang mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah menahan pemimpin Abu Sayyaf Filipina Hajar Abdul Mubin, 25, juga dikenal sebagai Abu Asrie, dalam gerebek 30 Agustus.

Abu Asrie ditangkap dengan enam orang Malaysia dan seorang warga Filipina lainnya, berusia antara 20 dan 52, kata polisi sebelumnya.

Sebelas tersangka militan lainnya, termasuk sembilan orang asing, ditangkap dalam operasi keamanan dua bulan sebelum pertandingan.

Penangkapan tersebut merupakan yang terbaru dalam tindakan keras Malaysia yang mayoritas Muslim terhadap para militan. Sejak 2013, Malaysia telah menahan lebih dari 250 orang karena dicurigai memiliki hubungan dengan Negara Islam tersebut.

Mohamad Fuzi mengatakan, di antara mereka yang tangkap adalah dua bersaudara laki-laki asal Irak, berusia 41 dan 63, yang diduga telah bertugas sebagai komandan untuk Negara Islam. Mereka bekerja sebagai teknisi dan ditangkap di pinggiran kota Kuala Lumpur pada 11 Agustus.

Orang-orang Irak tiba di Malaysia secara terpisah dan ditahan atas informasi dari badan-badan intelijen asing, kata seorang sumber kepolisian Malaysia kepada Reuters.

“Satu tiba tahun lalu, sementara yang lainnya datang pada awal Agustus, kami masih menyelidiki apa aktivitas mereka di Malaysia,” kata sumber yang menolak untuk diidentifikasi karena ia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.

Yang lain ditangkap dalam penyisiran termasuk tersangka dari Bangladesh, Maladewa, Indonesia dan wilayah Palestina.

Kepala pemberantasan terorisme Polisi Ayob Khan Mydin Pitchay mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah orang asing menunjukkan meningkatnya ancaman Negara Islam di wilayah tersebut.[MY24]

BAGIKAN ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA:

Kategori: Berita,Internasional
Kata kunci: ,
Penulis: