Bunda, Ini Cara Membuat Anak Menjadi Murah Hati
My24hours.net, Amerika Serikat – Membuat anak menjadi murah hati adalah salah satu sukses terbesar sebagai orang tua.
Anak-anak Anda cerdas, aktif, sadar sosial dalam kehidupan mereka sendiri. Baik mereka bersaing di sekolah yang penuh tekanan, berjuang untuk menyediakan waktu untuk olahraga / drama / tari, atau bahkan memulai karier dan keluarga mereka sendiri, mereka punya banyak hal di hadapan mereka.
Dan ketika memiliki kemurahan hati merupakan hal yang mungkin penting bagi Anda, memaksakan anak-anak Anda untuk melakukan hal yang sama mungkin hal yang tidak mudah.
Anda tidak bisa benar-benar merasa bersalah, malu, menyuap, atau mengomel untuk membuat anak menjadi murha hati. Sebaliknya, seperti olahraga, membaca, atau apa pun yang kita inginkan agar dipeluk anak-anak kita, murah hati menjadi gairah seumur hidup jika dan ketika itu memenuhi hasrat yang mendalam.
Seperti kita semua, anak-anak meluangkan waktu dan membebaskan sumber daya untuk hal-hal yang mereka sukai. Jadi, bagaimana Anda membuat perilaku memberi menjadi bermakna dan sangat memuaskan?
Berikut Cara Membuat Anak Menjadi Murah Hati
1. Dimulai Sejak Dini
Pada usia tiga tahun, anak-anak biasanya mengembangkan kesadaran akan perasaan orang lain. Jadi ini adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan anak-anak pada kegembiraan membantu orang lain. Anda dapat mengembangkan empati mereka dengan buku bergambar sesuai usia yang menjelajahi kedermawanan dan kekuatan memberi.
Anda juga dapat menggunakan buku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit anak-anak tentang apa yang mereka amati, seperti: “Mengapa pria itu meminta uang kepada Anda? Kenapa wanita itu tidur di bangku taman?”
Ketika anak-anak mulai menyadari masalah sosial yang kompleks seperti kemiskinan dan tunawisma, mereka sering dapat menemukan penghiburan dalam kesadaran bahwa Anda dan mereka memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan yang berarti. Bahkan, melihat Anda meberi teladan perilaku filantropi dapat membantu mereka memahami bahwa empati harus diikuti oleh tindakan.
Melihat Anda terlibat dalam kegiatan amal memperkuat persepsi bahwa keluarga Anda menghargai tindakan murah hati. Semakin banyak gagasan “inilah yang dilakukan keluarga kita” diperkuat, semakin baik. Bawalah anak-anak Anda bersama ketika Anda memberikan buku-buku ke tempat penampungan tunawisma, menyusuri jalan masuk tetangga yang sudah tua, atau menyumbangkan mainan dan pakaian bekas ke panti asuhan.
2. Jadikan Murah Hati sebagai Kepribadian
Anak-anak dari segala usia dapat didorong untuk melihat bahwa memberi sebagai sarana ekspresi pribadi. Anda dapat mendorong naluri amal anak kecil dengan meminta mereka untuk menggambar. Tanyakan: “Hal apa yang kmau syukuri? Apa yang membuat kamu senang? Apa yang membuat kmau sedih?” Anak-anak yang lebih tua yang sudah mulai mengembangkan minat mereka sendiri, seperti obsesi dengan amfibi atau video game Fortnite, mungkin bersemangat untuk menemukan organisasi terkait di sektor amal.
Orang tua dari para remaja juga harus melihat ke sumber filantropi, organisasi amal dan pendidikan yang tersedia. Sumber-sumber organisasi amal dapat berupa yang yang menyediakan peluang perjalanan relawan, program pembelajaran layanan berbasis sekolah, atau lokakarya multigenerasi untuk keluarga.
3. Jadikan Murah Hati sebagai Tradisi Keluarga
Anak-anak senang mendengar tentang sejarah perilaku memberi keluarganya. Di liburan dan sepanjang tahun, bagikan kisah keluarga dari masa kanak-kanak Anda sendiri atau bahkan lebih jauh dalam sejarah keluarga Anda. Pengalaman apa pun di mana seorang anggota keluarga belajar sesuatu tentang memberi. Ceritakan bagaimana Kakek atau Nenek membantu tetangganya yang kesulitan, atau Paman atau Bibi mereka yang membantu menyumbangkan pakaian bekas mereka. Kisah-kisah ini dapat dibagikan dalam bentuk cerita yang akan membantu anak-anak merasa memiliki sesuatu yang lebih besar.
Ketika generasi muda mulai menghayati nilai-nilai mereka, pastikan bahwa kisah mereka juga akan dibagikan. Kisah mereka memperbarui tradisi amal keluarga Anda hingga saat ini. Dan untuk mempertahankan tradisi itu, Anda dapat mempertimbangkan untuk membangun yayasan keluarga. Karena sebuah yayasan swasta dapat didirikan untuk selamanya dengan diwariskan. Yayasan menjadi semacam pusaka filantropis yang menghubungkan satu generasi ke generasi berikutnya. Proses bekerja bersama sebagai keluarga dapat menanamkan nilai-nilai filantropi yang bertahan seumur hidup. yayasan dapat menghasilkan generasi demi generasi individu yang berkomitmen untuk membuat perbedaan.[MY24]
Kategori: Gaya Hidup
Kata kunci: Parenting
Penulis: