Bagaimana Cara Menghindari Cedera Saat Olahraga?

My24hours.net, Amerika Serikat – Menghindari cedera saat olahraga merupakan hal yang perlu dilakukan sehingga olahraga yang Anda lakukan berdampak maksimal bagi kesehatan tubuh.

Ada baiknya melakukan pemanasan terlebih dulu untuk menghindari cedera saat olahraga.
Ada baiknya melakukan pemanasan terlebih dulu untuk menghindari cedera saat olahraga.

Dewasa ini olahraga menjadi gaya hidup bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang lebih sehat. Namun, bentuk olahraga yang umum, seperti berlari, angkat beban dan yoga, bisa menjadi masalah jika dilakukan dengan tidak benar.

Apa saja cedera yang umum dan yang tidak begitu umum saat olahraga? Dan bagaimana mencegahnya?

1. Lari

Jika Anda seorang pelari, pemula atau profesional, Anda mungkin pernah mengalami cedera. Ada beberapa masalah yang bisa menimpa para pelari.

Rachel Straub, MS, seorang spesialis kekuatan dan pengkondisian dan penulis Weight Training Without Injury mengatakan kepada NBC News bahwa sakit lutut sangat umum terjadi, namun ada penyebab yang mengejutkan di belakangnya, yaitu panggul Anda. Straub mengatakan itu adalah cedera yang paling umum terlihat pada kedokteran olahraga. “Itu (sakit lutu) bisa dari hanya berjalan atau berlari atau cukup umumnya karena teknik olah raga yang tidak tepat, atau dengan kekuatan yang lemah, terutama di panggul.” Straub menyarankan untuk memperkuat panggul Anda karena hal itu dapat menempatkan Anda pada posisi yang lebih baik untuk menghindari cedera saat olahraga lari.

Menurut Dr. Armin Tehrany, ahli bedah ortopedi yang berbasis di Kota New York dan pendiri Perawatan Ortopedi Manhattan, cedera umum lainnya yang lebih sering terjadi adalah robekan meniskus, yang mempengaruhi bantalan yang melindungi tempurung lutut. “Alasan (begitu banyak pelari) mengalami robekan itu karena mereka telah melakukan begitu banyak aktivitas berat yang berulang-ulang sehingga lama-lama bantal meniscus habis dan robek,” katanya. Tehrany menyarankan untuk “berlari ke arah yang berlawanan, mengganti arah (sehingga tidak terlalu sering menggunakan satu kelompok otot) dan menjaga keseimbangan kekuatan dan fleksibilitas yang tepat.”

2. Yoga

Dr. Tehrany mengatakan bahwa penting bagi orang untuk memahami bahwa jika mereka mengalami kelemahan sendi secara alami, beberapa posisi yoga yang provokatif dapat menyebabkan persendian menjadi terganggu, yang berarti (sendi) terselip masuk dan keluar, atau bahkan terkilir. Dr. Tehrany menyarankan untuk berhati-hatilah jika melakukan yoga pada daerah tubuh yang bermasalah dan disarankan untuk melakukan pemanasan terlebih dulu sehingga tubuh cukup kendur untuk menangani peregangan dan terhindar dari ketegangan.

3. Berenang

Berenang adalah bentuk olahraga yang umumnya aman, namun Dr. Tehrany menyarankan agar berhati-hati agar tidak terlalu memaksakan persendian. “Pasien yang persendiannya lemah memiliki kecenderungan untuk mendapatkan cedera berlebihan pada manset rotator, terutama saat mereka mengayuh dan mengangkat kepala pada gerakan gaya bebas. Jika tidak, mereka mengalami risiko bahu menjadi tidak stabil,” kata Dr. Tehrany menjelaskan.

Tip Dr. Tehrany lainnya untuk berenang dengan aman mungkin tidak begitu terlihat: “Ada masalah, percaya atau tidak, tentang dehidrasi. Jika seseorang berolehraga cukup keras, hanya karena Anda berada di dalam air tidak berarti Anda terhidrasi dengan cukup baik, terutama jika itu air hangat atau di musim panas,” katanya.

4. Latihan beban

Rachel Straub telah menulis buku tentang bagaimana agar tetap aman saat latihan beban, dan dia menyarankan agar berhati-hati agar Anda tetap memiliki performa yang baik, terutama saat menambah berat badan. “Dalam hal menggunakan bobot, saat Anda memberi tekanan tambahan pada tubuh Anda, jika Anda tidak melakukannya dengan benar, itu hanya akan memengaruhi risiko dan kerusakan yang Anda lakukan,” katanya.

Straub menyadari bahwa latihan olahraga bisa menjadi rutinitas, dan saat Anda berada dalam kebiasaan, saat itulah perlu sangat berhati-hati. “Orang menjadi bosan; Ada sepuluh cara untuk melakukan squat, tapi mereka tidak benar-benar mengerti seberapa dalam mereka harus lakukan, bagaimana posisi kaki mereka, jadi semua variabel ini memengaruhi beban pada sendi,” kata ahli fisiologi olahraga tersebut menjelaskan. “Jadi Anda benar-benar harus memiliki pengetahuan atau olahraga dengan seseorang yang memiliki pengetahuan tentang faktor-faktor ini agar tetap aman.”

Olahraga keras akhir pekan

Bagi mereka yang memanfaatkan olahraga di akhir pekan dengan lebih ketat, perlu mewaspadai kondisi yang jarang namun serius yang disebut rabdomiolisis.

Dr. Todd S. Cutler, seorang dokter rumah sakit di New York-Presbyterian / Weil Cornell Medical Center, adalah salah satu peneliti dalam sebuah penelitian yang melihat lonjakan kasus rabdomiolisis dari tahun 2010 sampai 2014 di antara pasien di institusinya. Kondisi tersebut, yang sering disingkat sebagai “rabdo”, disebabkan oleh olahraga ekstrem dalam kondisi yang tidak biasa, terutama di antara mereka yang tidak terlatih dalam latihan spesifik tersebut, kata Dr. Cutler.

“Intinya, cara orang mengalami rabdomiolisis terkait olahraga cenderung saat mereka melakukan aktivitas untuk pertama kali, terutama aktivitas dengan intensitas tinggi, seperti latihan berputar atau olahraga ragam model seperti crossfit. Jenis pasien yang kami lihat cukup muda, dan kesehatannya cukup bagus.”

Gejalanya bisa berkisar dari nyeri otot hingga nyeri serius dan perubahan warna urin yang menandakan gangguan otot di tubuh. “Dan kemudian, dua hari, tiga hari kemudian, mereka melihat otot mereka sakit, biasanya pada otot yang paling banyak mereka gunakan, dan saat mereka datang ke rumah sakit biasanya karena urin mereka menjadi coklat. Dan mereka menjadi panik, tentu saja,” kata Dr. Cutler tentang kondisi pasien yang dia perhatikan mengalami cedera saat olahraga.

Bagaimana cara menghindari cedera saat olahraga?

Lalu, bagaimana Anda mencegah cedera umum atau pun yang jarang terjadi tersebut? Berikut apa yang harus dilakukan agar tetap aman, sehat dan bugar.

A. Berbicara dengan seorang ahli

Dr. Tehrany mengatakan waktu yang baik menemui pelatih atau ahli terapi fisik adalah sebelum masalah dimulai. “Mungkin ide baik untuk menemui ahli terapi fisik atau pelatih pribadi untuk memastikan keseimbangan otot, dan diajarkan jenis olahraga yang tepat,” katanya. Tehrany merekomendasikan untuk benar-benar menyadari kondisi fisik Anda sebelum melakukan sesuatu yang berat seperti crossfit. “Ide yang baik untuk mencoba satu sesi dengan pelatih atau satu sesi dengan terapis fisik, terutama terapis fisik jika seseorang tersebut sudah memiliki penyakit,” sarannya.

B. Ketahui apa yang sesuai dengan diri Anda

Straub mengatakan untuk berhati-hati bahkan saat berolahraga dengan para profesional berpengalaman. Jangan langsung melakukan olahraga Anda dengan kecepatan penuh. “Pelatih belum tentu tahu segalanya,” katanya. “Terkadang apa yang sesuai untuk satu orang tidak sesuai dengan yang lain. Jadi, saya telah melihat orang-orang yang mengatakan, ‘Teman saya XYZ dapat melakukan ini, jadi saya harus melakukannya juga,’ dan mereka melakukannya, dan mereka menyakini piringan sendiri atau mereka mengalami sakit lutut.”

C. Waspadai mentalitas olahraga kelompok

Dr. Cardone, seorang ahli cedera terkait olahraga, mengatakan bahwa mentalitas kelompok olahraga yang kuat, meskipun bermanfaat sebagai motivator mental, kadang-kadang bisa terlalu berlebihan terhadap tubuh kita. Dengan adanya seseorang yang memotivasi kita untuk terus dan terus melakukan gerakan, membuat kita abai terhadap peringatan dari tubuh kita sendiri. Dengan kata lain, dengan berolahraga bersama kelompok bisa memaksakan tubuh di luar kemampuan kita sehingga tubuh mengalami cedera saat olahraga. “Jika seseorang merekomendasikan Anda melakukan sesuatu, Anda jangan secara otomatis melakukannya,” kata Rachel Straub menyetujuinya. “Jika tidak terasa baik, Anda harus berhenti.”

D. Mulai dari yang ringan baru berat

Setiap ahli menekankan hal yang sama. Anda harus tahu kondisi Anda secara individu sebelum Anda melakukan olahraga, terlepas dari intensitasnya. Dr. Cutler mengatakan bahwa kondisi seperti rabdomiolisis dapat menimpa bahkan orang yang paling kuat sekalipun. “Anda bisa menggunakan atlet paling terkemuka dan mengekspos mereka ke pelatihan olahraga yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, yang tidak pernah ditunjukkan, dan Anda bisa melihat mereka mengalami rabdo jika Anda kreatif dan memaksa mereka dengan cukup keras,” katanya. “Ini benar-benar bukan tentang tingkat kebugaran individu, ini benar-benar tentang apakah mereka pernah atau belum melakukan aktivitas sebelumnya dan apakah mereka benar-benar berlatih secara tepat dari intensitas awal hingga pada intensitas yang lebih tinggi.”

E. Jangan malu terhadap kesehatan Anda

Cara menghindari cedera saat olahraga lainnya, Dr. Cardone menekankan pentingnya berbicara dan merawat diri sendiri jika sesuatu terasa ada yang salah. “Jika seseorang dengan cara apa pun menduga bahwa mereka memiliki (cedera terkait olahraga), mereka seharusnya tidak malu atau canggung. Hal yang mudah dilakukan adalah selalu pergi ke ruang gawat darurat atau ke dokter Anda,” sarannya.[My24]

Sumber: NBC News

BAGIKAN ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA:

Kategori: Kesehatan
Kata kunci: ,
Penulis: