Panduan Perawatan, Vitamin dan Obat Saat Isolasi Mandiri COVID-19 Gejala Ringan

My24hours.net, Indonesia – Berikut panduan perawatan, vitamin dan obat saat isolasi mandiri COVID-19 yang direkomendasikan bagi pasien COVID-19 bergejala ringan dan sedang.

Panduan Perawatan, Vitamin dan Obat Saat Isolasi Mandiri COVID-19 Gejala Ringan
Foto: shutterstock

Jika Anda termasuk sebagai pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang, Anda disarankan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman). Gejala ringan dan sedang yang muncul untuk pasien COVID-19 beragam pada setiap individu. Berikut gejala ringan dan sedang dari pasien COVID-19.

Beberapa gejala ringan COVID-19 di antaranya:

  • Demam ≥38 derajat Celsius
  • Batuk, umumnya batuk kering
  • Kelelahan
  • Tidak nafsu makan
  • Sakit kepala
  • Hidung tidak bisa mencium bau atau anosmia
  • Lidah tidak bisa merasakan rasa atau ageusia
  • Nyeri otot dan tulang
  • Sakit tenggorokan
  • Pilek dan gejala hidung tersumbat
  • Mual, muntah, sakit perut
  • Diare
  • Mata merah
  • Ruam di kulit, perubahan warna pada jari-jari kaki
  • Frekuensi napas 12-20 kali per menit
  • Kadar saturasi oksigen 95 persen atau lebih

Beberapa gejala sedang COVID-19 di antaranya:

  • Demam ≥38 derajat Celsius
  • Batuk, umumnya batuk kering
  • Kelelahan
  • Tidak nafsu makan
  • Sakit kepala
  • Hidung tidak bisa mencium bau atau anosmia
  • Lidah tidak bisa merasakan rasa atau ageusia
  • Nyeri otot dan tulang
  • Sakit tenggorokan
  • Pilek dan hidung tersumbat
  • Mual, muntah, sakit perut
  • Diare
  • Mata merah
  • Ruam di kulit, perubahan warna pada jari-jari kaki
  • Sesak napas ringan
  • Frekuensi napas 12-30 kali per menit
  • Kadar saturasi oksigen di bawah 95 persen

Jika Anda mengalami minimal 5 gejala-gejala tersebut, Anda bisa langsung melakukan isolasi mandiri. Namun, untuk memastikan bahwa gejala yang muncul adalah gejala dari COVID-19, Anda disarankan untuk melakukan tes antigen atau PCR yang lebih akurat. Setelah dipastikan bahwa Anda terkena COVID-19, segeralah melakukan isolasi mandiri. Berikut panduan lengkap cara isolasi mandiri COVID-19 gejala ringan.

Saat melakukan isoman, Anda memerlukan perawatan dan meminum sejumlah vitamin dan obat untuk menghilangkan gejala yang muncul dari terpapar COVID-19.

Perawatan, Vitamin dan Obat Saat Isolasi Mandiri COVID-19

Perawatan

Perawatan berikut perlu dilakukan untuk pasien COVID-19 bergejala ringan dan sedang. Untuk pasien bergejala sedang diperlukan ekstra pemantauan terutama dari tenaga medis yang bisa dilakukan secara online (telemedis).

1. Pastikan pasien berada di ruangan dengan ventilasi yang baik

Perlancar pertukaran udara dengan membuka jendela dan pintu rumah dan kamar jika memungkinkan atau sesuai waktu. Hal ini untuk memberikan udara segar yang diperlukan pasien.

2. Pantau kadar oksigen dalam darah

Pastikan dengan alat oksimeter untuk memantau kadar oksigen dalam darah (saturasi) pasien, idealnya sekitar sama dan lebih besar dari 95%. Lakukan pemantauan pada pagi dan malam hari. Jika saturasi kurang dari 95% secara terus menerus atau bibir pasien tampak membiru dan jari terasa dingin dan berubah warna, segera lakukan hal ini:

  • Posisikan pasien pada posisi tidur tengkurap (telungkup) selama setengah hingga satu jam. Lakukan hal ini saat saturasi pasien memburuk. Jika memungkinkan pasien tetap pada posisi tengkurap saat aktivitas tidur malam atau siang. Alternatif lain, pasien dapat diposisikan pada posisi setengah duduk dan setengah tidur menyandar. Pasien juga bisa diposisikan untuk tidur miring menyamping (hadap kanan/kiri).
  • Terapi oksigen. Jika ada dan memungkinkan gunakan terapi pemberian oksigen yang dilakukan dengan memasukkan oksigen menggunakan selang dari tabung oksigen. Lakukan terapi ini selama 1 jam dan kemudian lakukan kembali pemeriksaan kadar saturasi dengan alat oksimeter. Jika saturasi masih di bawah 95% lanjutkan terapi oksigen.

Catatan: Anda dapat menggabungkan kedua cara di atas (posisi tengkurap dan terapi oksigen) secara bergantian. Jika saturasi pasien tetap tidak mengalami perubahan bahkan cenderung menurun, segera hubungi dan datang ke petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan (puskesmas atau rumah sakit) setempat.

3. Pantau suhu badan

Pastikan dengan alat termometer untuk memantau suhu badan sebanyak dua kali sehari. Jika terjadi demam atau peningkatan suhu tubuh yaitu menjadi 38 derajat Celcius, pasien dapat meminum obat penurun panas yang mengandung Paracetamol (merek: Panadol, Sumagesic, Sanmol). Dosis umum dapat dilihat pada kemasan obat. Sedangkan dosis sesuai berat badan yang dianjurkan adalah adalah 4 kali 1 (*dosis Paracetamol) dalam setiap 6 jam.

Catatan: *dosis Paracetamol adalah 10 mg x berat badan (kg).
Jadi jika berat badan pasien 70 kg maka ia memerlukan 700 mg (10 mg x 70 kg) kandungan Paracetamol setiap ia minum obat penurun panas tersebut. Jika setiap butir obat penurun panas yang ia miliki mengandung 500 mg maka pasien perlu menambah 200 mg (setengah butir obat) lagi. Dengan kata lain ia perlu minum maksimal 1,5 butir obat setiap 6 jam sekali.

Pasien juga dapat diberikan kompres air bersuhu normal (tidak panas atau pun dingin) di dahinya untuk meredakan demamnya. Jika demam terus berlanjut dan tidak turun dan cenderung naik, segera hubungi dan datang ke petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan (puskesmas atau rumah sakit) setempat.

4. Lakukan olahraga pernapasan

Bawa pasien ke halaman rumah untuk menghirup udara segar pagi hari (pukul 6 hingga 8) dan melakukan olahraga pernapasan. Pasien melakjukan olahraga pernapasan dengan menarik napas panjang sambil mengangkat tangan dari bawah, ke depan ke atas, dan hembuskan napas sambil menurunkan tangan. Lakukan sebanyak 8 kali. Kemudian menarik napas panjang sambil merenggangkan tangan dari depan ke samping, dan hembuskan napas saat tangan dirapatkan kembali ke depan. Lakukan sebanyak 8 kali. Lalu, pasien dapat menarik napas panjang dan menahan selama 3 detik dan kemudian hembuskan. Lakukan juga sebanyak 8 kali. Pasien dapat melakukannya sambil berdiri atau duduk. Jika pasien tidak dapat keluar kamar karena lemas, dapat dilakukan di dalam kamar.

5. Berjemur

Jika memungkinkan, pasien COVID-19 gejala ringan dan sedang dapat melakukan kegiatan berjemur di bawah sinar Matahari pagi pada pukul 10.00. Lakukan berjemur dengan wajah membelakangi Matahari dan membuka pakaian bagian belakang sehingga kulit langsung terkena sinar Matahari. Lakukan berjemur selama 10 hingga 15 menit saja. Lakukan berjemur di dalam pekarangan rumah, jangan di luar rumah dan berkerumun. Jika tidak memiliki perkarangan rumah dan tidak mendapatkan sinar Matahari, solusinya adalah minum Vitamin D seperti yang tertera di bawah ini.

Vitamin dan Obat

Pasien COVID-19 Gejala Ringan

Berikut sejumlah vitamin dan obat saat isolasi mandiri COVID-19 dengan gejala ringan.

1. Vitamin C

Terdapat 3 pilihan untuk Vitamin C yang dapat dipilih salah satu, yaitu:

  • Vitamin C Non-Acidic 500 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 3 sampai 4 butir selama 14 hari. Bisa diminum 2 butir pada pagi hari dan 2 butir pada malam hari. (Vitamin C ini untuk pasien dengan masalah lambung)
  • Tablet isap Vitamin C 500 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir selama 30 hari. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.
  • Multivitamin dengan kandungan Vitamin C 500 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir selama 30 hari. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.

2. Vitamin D

Terdapat 2 pilihan untuk Vitamin D yang dapat dipilih salah satu, yaitu:

  • Sumplemen Vitamin D 500 IU. Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.
  • Obat Vitamin D 5000 IU. Dosis: 1 hari sebanyak 1 butir (di siang hari) selama 5 hari (perlu dikonsultasikan terlebih dulu kepada dokter).

3. Zinc

Zinc Sulfate Monohydrate 20 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 1 butir (di siang hari) selama 5 hari.

4. Multivitamin

Multivitamin yang mengandung Vitamin E, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12, Asam Pantotenate, Niacin , Vitamin C , Zinc, (merek: Becom-Zet, Hufavice E). Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir selama 30 hari. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.

Catatan: Pasien tidak perlu minum Vitamin C lagi jika di dalam mulitivitamin yang dipilih sudah mengadung Vitamin C 500 mg. Pasien yang bermasalah dengan sakit lambung dianjurkan untuk tidak meminum multivitamin ini jika Vitamin C -nya tidak bersifat Non-Acidic. Untuk itu perlu minum jenis vitamin secara terpisah atau didampingi dengan minum obat lambung yang disarankan dokter.

5. Obat Antibiotik

Azithromycin 500 mg atau Zitromax 500 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 1 butir (di siang hari) selama 5 hari.

6. Obat Antivirus

Ada dua pilihan obat antivirus yang dapat pilih salah satu, yaitu:

  • Obat antivirus mengandung Favipiravir (merek: Avigan, Avifavir) 200 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 6 butir selama 5 hari. Bisa diminum 3 butir pada pagi hari dan 3 butir pada malam hari. Jika kandungan Favipiravir 600 mg, maka dosisnya: 1 hari sebanyak 2 butir selama 5 hari. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.
  • Obat antivirus mengandung Oseltamivir (merek: Tamiflu) 75 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir selama 5 hingga 7 hari. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.

7. Obat Penyakit Bawaan

Pasien COVID-19 yang memiliki penyakit bawaan dan/atau sedang melakukan pengobatan, maka perlu mempersiapkan obat untuk penyakit bawaannya tersebut dan tetap melakukan pengobatannya tersebut. Konsultasikan kepada dokter yang merawat penyakit bawaan Anda jika ragu untuk meminum obat penyakit bawaan Anda. Penyakit bawaan atau penyerta atau komorbid adalah penyakit yang sudah ada dan diderita pasien sebelum terpapar COVID-19.

8. Obat dan Suplemen Pendukung

Obat pendukung adalah obat-obat yang diperlukan untuk mengatasi gejala-gejala lain yang khas pada setiap pribadi masing-masing individu. Obat pendukung ini bisa berupa:

  • Obat batuk, untuk pasien yang mengalami gejala batuk. Pastikan jenis batuk pasien apakah batuk kering atau batuk berdahak.
  • Obat radang tenggorokan, untuk pasien yang mengalami gejala sakit radang tenggorokan.
  • Obat maag (lambung), untuk pasien yang memang memiliki penyakit bawaan sakit lambung. Konsultasikan jenis obat lambung yang sesuai dengan kondisi sakit lambung pasien.
  • Obat alergi, untuk pasien yang memiliki penyakit bawaan alergi.
  • Suplemen yang mengandung Cucurma (Temulawak), untuk pasien yang mengalami penurunan napsu makan.
  • Larutan elektrolit (merek: Oralit), untuk pasien yang lemas karena kekurangan cairan tubuh karena diare atau pun sebab lainnya.
  • Larutan NaCl 0,9% (Natrium Chloride / Sodium Chloride), untuk membersihkan saluran hidung.

Pasien COVID-19 Gejala Sedang

Berikut sejumlah vitamin dan obat saat isolasi mandiri COVID-19 dengan gejala sedang.

1. Vitamin C

Terdapat 3 pilihan untuk Vitamin C yang dapat dipilih salah satu, yaitu:

  • Vitamin C Non-Acidic 500 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 3 sampai 4 butir selama 14 hari. Bisa diminum 2 butir pada pagi hari dan 2 butir pada malam hari. (Vitamin C ini untuk pasien dengan masalah lambung)
  • Tablet isap Vitamin C 500 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir selama 30 hari. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.
  • Multivitamin dengan kandungan Vitamin C 500 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir selama 30 hari. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.

2. Vitamin D

Terdapat 2 pilihan untuk Vitamin D yang dapat dipilih salah satu, yaitu:

  • Sumplemen Vitamin D 500 IU. Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.
  • Obat Vitamin D 5000 IU. Dosis: 1 hari sebanyak 1 butir (di siang hari) selama 5 hari (perlu dikonsultasikan terlebih dulu kepada dokter).

3. Zinc

Zinc Sulfate Monohydrate 20 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 1 butir (di siang hari) selama 5 hari.

4. Multivitamin

Multivitamin yang mengandung Vitamin E, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12, Asam Pantotenate, Niacin , Vitamin C , Zinc, (merek: Becom-Zet, Hufavice E). Dosis: 1 hari sebanyak 2 butir selama 30 hari. Bisa diminum 1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari.

Catatan: Pasien tidak perlu minum Vitamin C lagi jika di dalam mulitivitamin yang dipilih sudah mengadung Vitamin C 500 mg. Pasien yang bermasalah dengan sakit lambung dianjurkan untuk tidak meminum multivitamin ini jika Vitamin C -nya tidak bersifat Non-Acidic. Untuk itu perlu minum jenis vitamin secara terpisah atau didampingi dengan minum obat lambung yang disarankan dokter.

5. Obat Antibiotik

Ada dua pilihan obat antibiotik yang dapat dipilih salah satu, yaitu:

  • Azithromycin 500 mg atau Zitromax 500 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 1 butir (di siang hari) selama 5 hari hingga 7 hari.
  • Levofloxacin 750 mg. Dosis: 1 hari sebanyak 1 butir (di siang hari) selama 5 hari hingga 7 hari.

6. Obat Antivirus

Ada dua pilihan obat antivirus yang dapat pilih salah satu, yaitu:

  • Obat antivirus mengandung Favipiravir (merek: Avigan, Avifavir) 200 mg. PERHATIKAN Dosisnya: Pada Hari Pertama sebanyak 16 butir (8 butir pada pagi dan 8 butir pada malam hari). Pada Hari Ke-2 hingga Ke-5 sebanyak 6 butir (3 butir pada pagi hari dan 3 butir pada malam hari). Jika kandungan Favipiravir 600 mg, maka Dosisnya: Pada Hari Pertama sebanyak 5-6 butir (3 butir pada pagi dan 3 butir pada malam hari). Pada Hari Ke-2 hingga Ke-5 sebanyak 2 butir (1 butir pada pagi hari dan 1 butir pada malam hari).
  • Obat antivirus suntik mengandung Remdesivir. Dosis: 200 mg pada hari pertama, dilanjutkan 100 mg pada hari kedua dan selanjutnya. Lama pengobatan berdasarkan penelitian berkisar antara 5–10 hari. Pasien yang ingin menggunakan obat yang disuntikan ini sebagai obat saat isolasi mandiri COVID-19 harus didampingi oleh petugas medis atau tenaga kesehatan.

7. Obat Penyakit Bawaan

Pasien COVID-19 yang memiliki penyakit bawaan dan/atau sedang melakukan pengobatan, maka perlu mempersiapkan obat untuk penyakit bawaannya tersebut dan tetap melakukan pengobatannya tersebut. Konsultasikan kepada dokter yang merawat penyakit bawaan Anda jika ragu untuk meminum obat penyakit bawaan Anda. Penyakit bawaan atau penyerta atau komorbid adalah penyakit yang sudah ada dan diderita pasien sebelum terpapar COVID-19.

8. Obat dan Suplemen Pendukung

Obat pendukung adalah obat-obat yang diperlukan untuk mengatasi gejala-gejala lain yang khas pada setiap pribadi masing-masing individu. Obat pendukung ini bisa berupa:

  • Obat batuk, untuk pasien yang mengalami gejala batuk. Pastikan jenis batuk pasien apakah batuk kering atau batuk berdahak.
  • Obat radang tenggorokan, untuk pasien yang mengalami gejala sakit radang tenggorokan.
  • Obat maag (lambung), untuk pasien yang memang memiliki penyakit bawaan sakit lambung. Konsultasikan jenis obat lambung yang sesuai dengan kondisi sakit lambung pasien.
  • Obat alergi, untuk pasien yang memiliki penyakit bawaan alergi.
  • Suplemen yang mengandung Cucurma (Temulawak), untuk pasien yang mengalami penurunan napsu makan.
  • Larutan elektrolit (merek: Oralit), untuk pasien yang lemas karena kekurangan cairan tubuh karena diare atau pun sebab lainnya.
  • Larutan NaCl 0,9% (Natrium Chloride / Sodium Chloride), untuk membersihkan saluran hidung.[MY24]

Sumber:
– Webinar Awam, Isolasi Mandiri Pasien Covid, Departemen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI, 2 Juli 2021.
– Kompas.com
– Detik Health

Catatan: Panduan perawatan, vitamin dan obat saat isolasi mandiri COVID-19 termasuk saran dan hanya memberikan informasi umum. Ini sama sekali bukan pengganti pendapat medis yang berkualitas. Selalu berkonsultasi dengan spesialis atau dokter Anda sendiri untuk informasi lebih lanjut. MY24 tidak mengklaim bertanggung jawab atas informasi ini.

BAGIKAN ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA:

Kategori: Kesehatan,Panduan
Kata kunci:
Penulis:
id_IDBahasa Indonesia