Ada Kontroversi, Amankah Mengonsumsi Probiotik bagi Tubuh
My24hours.net, Amerika Serikat – Dua penelitian mengenai kegunaan mengonsumsi probiotik dan meragukan keamanannya dipublikasi di jurnal Cell.
Penelitian tersebut membuat khawatir di kalangan konsumen, vendor, dan penyedia layanan kesehatan. Tapi apa sebenarnya probiotik itu? Siapa yang membawa mereka? Dan bagaimana temuan dari dua penelitian ini sesuai dengan pengetahuan dasar kita yang ada? Mari kita lihat lebih dalam.
Apa itu probiotik?
Istilah probiotik, yang berarti “untuk hidup,” mengacu pada banyaknya mikroorganisme hidup yang diduga memiliki manfaat kesehatan. Anda dapat menemukannya di toko lokal Anda dalam bentuk makanan (terutama dalam produk berbasis susu seperti yogurt), suplemen makanan, dan bahkan krim kulit. Sebagian orang mengonsumsi probiotik setiap hari sebagai cara untuk “menjaga keseimbangan” dalam sistem pencernaan mereka, sementara yang lain menggunakannya untuk berbagai penyakit – dari sindrom usus yang mudah mengganggu hingga dermatitis atopik.
Pada tingkat yang lebih kecil, Anda dapat menganggap probiotik sebagai “serangga” mikroskopis yang dimaksudkan untuk meniru peran bakteri yang sudah ada di dalam tubuh kita. Sementara kita sering berpikir tentang bakteri dan ragi sebagai hal yang berbahaya, banyak dari mikroorganisme ini sangat penting untuk cara kerja tubuh kita. Salah satu fungsi terpenting mereka adalah melapisi bagian-bagian saluran pencernaan, di mana mereka membantu mencerna makanan, memproduksi vitamin, dan melawan bakteri “jahat” yang berhubungan dengan penyakit. Misalnya, beberapa spesies Lactobacillus, yang dapat ditemukan dalam ASI, sangat penting untuk mencerna susu pada bayi. Demikian juga, jenis E. coli tertentu dalam usus kita membantu kita memproduksi vitamin K – vitamin penting yang membantu pembekuan darah.
Siapa yang mengonsumsi probiotik?
Sekitar empat juta orang dewasa (1,6 persen) dan 300.000 anak (0,5 persen) di Amerika Serikat melaporkan menggunakan probiotik dalam 30 hari terakhir, menurut Survei Wawancara Kesehatan Nasional 2012. Probiotik adalah suplemen makanan ketiga yang paling umum digunakan, dan penggunaannya telah meningkat empat kali lipat antara tahun 2007 dan 2012.
Apakah mereka bermanfaat?
Hal pertama yang perlu diingat adalah bahwa tidak semua probiotik adalah sama, dan tidak semua orang sama. Ini yang membuat mempelajari efek probiotik menajdi sangat sulit. Beberapa penelitian epidemiologi telah menunjukkan hasil positif, terutama di bidang peningkatan kesehatan usus dan respons imun, sementara yang lain menunjukkan kurangnya kemanjuran atau hasil yang tidak konsisten.
Para peneliti dari Weizmann Institute of Science di Israel, yang merupakan otak di balik dua penelitian yang diterbitkan jurnal Cell awal pekan ini, menemukan hal yang bertentangan dengan kepercayaan populer. Penelitian tersebut mengatakan probiotik yang kita konsumsi tidak selalu bertahan di usus, tempat di mana mereka berfungsi. Sebaliknya, menurut penelitian tersebut, pada banyak orang, probiotik hanya dikeluarkan dalam kotoran tanpa mendiami usus.
Ternyata, penelitian probiotik sebelumnya, mengutamakan melihat profil bakteri sampel tinja, daripada langsung berfokus pada konten usus. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kesimpulan yang ditarik dari penelitian sebelumnya mungkin telah salah arah. Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian terbaru yang dipublikasi oleh jurnal Cell itu adalah penelitian kecil dan tidak dirancang untuk mengevaluasi apakah probiotik bekerja atau tidak. Secara keseluruhan, secara konsensus adalah kita perlu penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami efek probiotik.
Apakah aman mengonsumsi probiotik?
Secara historis, untuk orang dewasa yang sehat, probiotik dianggap relatif aman. Ketika efek samping memang terjadi, mereka cenderung menjadi gejala pencernaan yang ringan seperti gas. Tetapi pada orang yang sakit kritis atau mereka dengan masalah medis yang mendasari seperti sistem kekebalan yang terganggu, ada laporan probiotik menyebabkan efek samping yang parah, termasuk infeksi berbahaya.
Salah satu penelitian jurnal Cell menemukan bahwa, ketika setelah diberikan antibiotik, probiotik menunda komunitas bakteri dalam usus kita, yang dikenal sebagai microbiome, menjadi kembali ke keadaan pra-antibiotik yang normal dan sehat. Hal ini menimbulkan perhatian bahwa probiotik mungkin tidak cukup berbahaya seperti yang kita duga, bahkan pada orang dewasa yang sehat. Tetapi kita belum tahu bagaimana temuan ini menerjemahkan secara klinis.
Sementara hal-hal khusus yang berkaitan dengan keamanan dan kemanjuran probiotik masih diperdebatkan. Cara paling aman dan paling efektif untuk meningkatkan kesehatan usus dan kekebalan tubuh, serta tidak kontroversial di antara ilmuwan dan penyedia layanan kesehatan adalah cukup sederhana, yaitu dengan makan makanan yang seimbang, pergaya sayur-sayuran.[My24]
Sumber: ABC News
Kategori: Kesehatan
Kata kunci: penelitian
Penulis: