Etiket Mengunjungi Vihara di Thailand Saat Liburan

My24hours.net, Thailand – Ada sejumlah etiket mengunjungi vihara di Thailand ketika Anda ingin ziarah atau hanya untuk melihat keindahannya.

Etiket Mengunjungi Vihara di Thailand Saat Liburan
Wat Phra Kaew, Bangkok, Thailand. Foto: Youtube

Vihara (baca: wihara) sebagai rumah ibadah umat Buddhis di Thailand dikenal dengan sebutan wat. Semua turis yang baru akan merasakan kegugupan yang sama ketika memasuki salah satu dari banyak vihara di Thailand untuk pertama kalinya.

Mengetahui sedikit etiket di dalam vihara di Thailand akan membantu Anda merasa lebih nyaman sehingga Anda dapat menikmati pengalaman unik sepenuhnya.

Apakah boleh memotret arca Buddha? Apa yang harus Anda lakukan ketika para bhikkhu (bhiksu) masuk ke dalam ruangan vihara? Beberapa turis bergegas keluar dengan cepat daripada mengambil risiko melakukan kecerobohan besar di ruang sakral.

Kecuali Anda seorang Buddhis, seluruh adegan saat tiba-tiba ada kegiatan di dalam ruangan vihara bisa sedikit membingungkan. Tepat ketika Anda mulai merasa nyaman, seorang bhikkhu mulai membenturkan gong dengan keras dan membuat Anda panik atau lari untuk mengenakan sepatu di luar.

Tidak seorang pun ingin dicap sebagai turis yang kasar yang secara tidak sengaja membawa kekacauan ke tempat yang tenang dan suci. Untungnya, ada sejumlah anjuran dan larangan dalam etiket di dalam vihara yang cukup sederhana untuk diikuti.

Etiket Mengunjungi Vihara di Thailand

Vihara-vihara di Thailand, yang dikenal sebagai wat, ada di mana-mana di negara ini. Pada hitungan terakhir, ada lebih dari 41.000 vihara dan hampir 34.000 dalam kondisi digunakan!

Beberapa vihara, seperti yang ada di Ayutthaya dan Sukothai, merupakan vihara kuno dan menakjubkan. Yang lain, seperti Vihara Putih di Chiang Rai, memasang lukisan Batman dan Kung Fu Panda di dinding. Serius! Apapun itu, sebagian besar vihara di Thailand itu indah dan memiliki makna sejarah dan budaya yang luar biasa.

Semua vihara dan arca serta gambar Buddha dianggap suci. Vihara bukanlah tempat untuk bertindak seperti turis yang menjengkelkan dan mengacaukan hal yang baik. Lebih dari 94 persen populasi Thailand mengikuti Agama Buddha Theravada.

Setiap vihara memiliki sesuatu yang membuatnya unik. Misalnya, arca Buddha Berbaring (reclining Buddha) arca besar di Wat Pho di Bangkok tidak dimaksudkan untuk menggambarkan Buddha Gotama yang malas, tetapi dalam kondisi berbaring menjelang detik-detik kemangkatanNya dan lepas dari kelahiran kembali. Wat Naphrameru di Ayutthaya berisi patung kuno yang menggambarkan Buddha Gotama ketika masih menjadi seorang pangeran dalam pakaian duniawi sebelum pencerahan — arca-arca seperti itu sangat langka.

Hindari Kelelahan

Tidak ada perjalanan ke Thailand yang lengkap tanpa mengunjungi segelintir vihara. Berhati-hatilah dengan kondisi yang menjangkiti banyak pelancong di Thailand yang dikenal sebagai “wat burnout” atau sindrom kelelahan.

Mencoba melihat terlalu banyak vihara dalam satu minggu adalah cara yang pasti untuk menjadi lelah! Bahkan berusaha mengunjungi semua vihara terbaik di Bangkok adalah usaha keras yang besar. Luangkan waktu untuk menyerap apa yang telah Anda lihat di sebuah vihara sebelum bergegas untuk mengunjungi yang berikutnya. Idealnya, cari detail (umur, tujuan, signifikansi, dll) sebelum mengunjungi vihara — Anda akan lebih menghargai pengalaman itu.

Jika Anda merasa bahwa Anda sedang mendekati kelelahan, cobalah bersemangat. Pertimbangkan untuk menyewa seorang pemandu di satu vihara untuk menjelaskan pengetahuannya, lalu kelilingi vihara berikutnya secara mandiri. Anda bisa cukup berlama-lama untuk menangkap detail kecilnya.

Cari info di buku atau Google dari vihara yang Anda kunjungi. Anda akan terkejut mengetahui beberapa sejarah. Misalnya, patung Buddha Emas di Wat Traimit di Chinatown, Bangkok, terbuat dari emas seberat 12.000 pon. Patung itu dengan bijak ditutupi dengan plesteran oleh seseorang untuk terlihat seperti patung-patung lainnya dan tetap tersembunyi di depan mata selama hampir 200 tahun!

Latar Belakang

Kecuali jika Anda mengunjungi Vihara Putih yang aneh di Chiang Rai, jangan berharap Agama Buddha versi Hollywood di vihara-vihara di Thailand. Anda pasti tidak akan melihat ada bhiksu (bhikkhu) yang berlatih kung fu seperti yang dilakukan beberapa orang di Vihara Shaolin di Tiongkok.

Tempat vihara tidak selalu jauh, di tempat mistis yang terletak di atas gunung. Wat Arun yang terkenal di Bangkok berada di tengah-tengah kota yang sibuk. Wat Lan Khuat di Isaan dibangun seluruhnya dari botol bir daur ulang!

Mengikuti bayangan yang sudah terbentuk terhadap Agama Buddha versi Hollywood bisa membuat Anda kecewa.

[Baca juga: Etiket Liburan ke Thailand : Lakukan dan Jangan Lakukan Hal ini Saat ke Thailand]

Bhikkhu di Thailand

Bhiksu di Thailand disebut bhikkhu. Anda mungkin akan sering melihat mereka di jalan. Anda mungkin akan melihat sejumlah orang dengan kepala gundul mengenakan jubah kuning dengan berbagai perilakunya. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua orang dengan kepala gundul dan berjubah kuning itu adalah seorang bhikkhu, karena di antaranya juga merupakan calon bhikkhu yang disebut samanera. Jadi jika Anda melihat di antara orang berjubah tersebut terlihat menggunakan ponsel atau keluar dari warung internet setelah memeriksa email dan bermain game online, mungkin saja mereka hanya seorang samanera.

Diperkirakan 250.000–300.000 bhikkhu berjalan di jalan-jalan di Thailand pada waktu tertentu. Hidup melayani sebagai bhikkhu dianggap sebagai bagian dari perkembangan dalam diri seseorang pemuda , namun hanya segelintir yang memilih untuk tetap menjadi bhikkhu. Setelah menjalani masa jabatan sebagai samanera (calon bhikkhu) sementara yang ditentukan (seringkali tiga bulan) sebagian besar akan kembali ke masyarakat, memulai karier, dan menikah.

Para bhikkhu maupun samanera biasanya bersahabat dengan turis. Bhikkhu ataupun samanera yang tidak terlalu pemalu mungkin mengajak untuk berlatih bahasa Inggris dengan Anda. Menghadiri sesi Berbincang dengan Bhikkhu di Chiang Mai dapat berarti bertukar alamat email atau Facebook dengan seorang bhikkhu. Jangan panik! Manfaatkan interaksi sambil tetap menunjukkan rasa hormat. Ini adalah kesempatan Anda untuk bertanya tentang kehidupan sehari-hari di vihara, Agama Buddha, atau apa pun yang menarik minat Anda.

Ketika menyapa atau berterima kasih kepada seorang bhikkhu atas waktunya, berikan mereka wai dengan posisi tangan yang lebih tinggi dari mulut. Wai adalah posisi tangan dirangkapkan dengan sedikit membungkuk dan tidak melakukan kontak mata. Semakin tinggi posisi wai, berarti semakin besar rasa hormat yang ditampilkan. Namun, Anda tidak akan selalu mendapatkan balasan wai dari para bhikkhu karena secara tradisi tidak memungkinkan untuk itu.

Area Ibadah di Vihara

Vihara-vihara di Thailand biasanya memiliki daerah tenang di halaman yang menampung aula pentahbisan (bot/ubosot/uposatha), aula puja bakti (viharn), stupa (chedi), tempat tinggal (kuti) bhikkhu, dapur, dan mungkin bahkan ruang kelas atau gedung administrasi.

Area utama untuk para bhikkhu yang berisi arca Buddha dikenal sebagai bot. Bot (aula pentahbisan) hanya untuk para bhikkhu, sementara pengunjung — termasuk turis — pergi ke viharn (ruang puja bakti) untuk melakukan kebaktian atau melihat arca Buddha. Daerah khusus bhikkhu dan daerah umat awam sering terlihat sangat mirip dalam dekorasi dan arsitektur, tetapi untungnya ada beberapa cara untuk membedakannya.

Di vihara yang tenang, untuk memastikan Anda memasuki tempat yang terbuka untuk umum (viharn), lihat saja hal-hal ini:

  • Tanda-tanda dalam bahasa Inggris (misalnya meminta Anda untuk melepaskan sepatu) merupakan petunjuk yang baik.
  • Kotak donasi.
  • Adanya umat lain yang bukan bhikkhu.

Secara tradisional, ruangan bot (aula pentahbisan) bhikkhu hanya dikelilingi oleh delapan batu sema (sima) di luar bangunan dalam bentuk persegi panjang. Jika Anda melihat batu-batu besar dan dekoratif di sebuah bujur sangkar di sekeliling aula puja bakti, itu mungkin bukan tempat untuk Anda masuki.

Bagaimana Berkelakuan dekat Arca Buddha

Setiap area yang berisi arca atau gambar Buddha jelas lebih sakral daripada tempat lain di vihara. Sebagian besar vihara memiliki lebih dari satu arca Buddha di lokasi tersebut. Beberapa bahkan memiliki lusinan!

Beberapa aturan etiket mengunjungi vihara di Thailand yang harus diikuti ketika Anda memasuki area utama puja bakti:

  • Lepaskan sepatu Anda sebelum memasuki viharn, biasanya diarahkan untuk membiarkannya di luar.
  • Jangan menginjak atau berdiri di ambang pintu masuk ke dalam.
  • Jangan menghalangi warga lokal yang benar-benar ada untuk beribadah.
  • Cobalah untuk jalan mundur dari arca Buddha sebentar sebelum berbalik pergi.
  • Jangan membelakangi arca Buddha untuk melakukan selfie!
  • Jangan menyentuh benda suci di area puja bakti.
  • Jangan berisik, bermain, atau bercanda.
  • Jangan menunjuk arca Buddha.
  • Jangan memposisikan diri Anda lebih tinggi dari arca Buddha (mis., duduk di platform tinggi untuk foto).
  • Bawa anak-anak yang gaduh atau tidak senang keluar dari area ibadah.
  • Jika ada pilar atau arca di tengah ruangan, berjalan mengitari benda suci tersebut hanya dengan cara berjalan mengitari searah jarum jam.

Jika Anda ingin berlama-lama di sana (para bhikkhu benar-benar tidak keberatan jika Anda melakukannya) cara yang tepat untuk duduk di depan arca Buddha adalah dengan meletakkan kaki terlipat di bawah Anda seperti yang dilakukan para umat. Duduklah ke samping sehingga Anda tidak akan mengganggu orang lain yang hanya memiliki beberapa menit untuk beribadah.

Sambil duduk, jangan arahkan kaki Anda ke arca Buddha atau orang lain. Jika para bhikkhu datang ke aula, berdirilah sampai mereka menyelesaikan sujud mereka.

Saat siap untuk pergi, jangan memposisikan diri lebih tinggi dari arca Buddha. Cobalah untuk tidak memunggunginya; sebagai gantinya berjalanlah mundur.

Mengambil Foto di Dalam Vihara

Bagi para pelancong, pelanggaran paling umum yang dilakukan di dalam vihara adalah berpose untuk foto atau selfie dengan punggung menghadap ke arca Buddha.

Tidak seperti di Jepang di mana mengambil foto arca Buddha atau tempat ibadah biasanya tidak diizinkan, melakukan hal itu baik-baik saja di Thailand — kecuali jika ada tanda yang menunjukkan Anda tidak boleh melakukannya. Usahakan untuk tidak mengambil foto umat lain saat mereka sedang melakukan puja bakti.

Ya, para bhikkhu (kemungkinan besar samanera) di Thailand sangat fotogenik, tetapi mengambil foto tanpa bertanya adalah tidak baik. Anda berada di rumah dan tempat kerja mereka. Dengan asumsi mereka tidak sibuk atau beribadah, beberapa dari mereka akan baik-baik saja ketika Anda mengambil foto. Bersikaplah sopan dan bertanya dulu.

Pakaian Sederhana dan Sopan

Aturan nomor 1 untuk etiket mengunjungi vihara di Thailand adalah berpakaian sopan! Simpan celana pendek berenang dan kaos tanpa lengan untuk pantai.

Meskipun banyak vihara di kawasan wisata telah melonggarkan standar mereka karena tingginya volume pengunjung, jadilah pribadi yang berbeda! Tunjukkan rasa menghargai Anda. Kenakan sesuatu yang sederhana. Celana pendek atau celana panjang seharusnya menutupi lutut. Celana stretch ketat, beberapa pakaian atletik, dan baju atasan terbuka sedada juga dapat dianggap sedikit terlalu terbuka.

Banyak merek pakaian yang populer yang dijual kepada para backpacker di Thailand menggambarkan tema-tema dari Agama Buddha dan Hindu. Satu kemeja bahkan menunjukkan Buddha sedang merokok. Anda bisa membayangkan bagaimana perasaan para bhikkhu tentang mode ini. Untuk itu jangan membelinya dan menggunakannya.

Jika Anda memiliki tato keagamaan, terutama yang memiliki gambar Buddha, itu harus ditutupi.

Lakukan Hal Ini

  • Lepaskan topi, kacamata hitam, dan sepatu saat memasuki area ibadah.
  • Senyapkan ponsel Anda, lepaskan headphone, dan turunkan nada suara Anda.
  • Tunjukkan rasa hormat; sekarang bukan saatnya untuk berbagi lelucon terbaru yang baru saja Anda dengar.
  • Lakukan langkah melewati ambang kayu ke vihara alih-alih mengunjaknya.
  • Berdirilah saat bhikkhu atau viharawati memasuki ruangan.

Jangan Lakukan Ini

  • Jangan menunjuk ke arah bhikkhu atau arca Buddha, baik dengan jari, kaki, atau sesuatu di tangan Anda.
  • Jangan menyentuh atau membelakangi arca Buddha.
  • Jangan merokok, meludah, mengunyah permen karet, atau camilan sambil berjalan-jalan. Banyak bhikkhu Theravada tidak makan setelah siang hari.
  • Jangan mengganggu bhikkhu atau siapa pun yang datang untuk beribadah.

Wanita di Vihara di Thailand

Ada etiket mengunjungi vihara di Thailand khusus bagi wanita. Wanita tidak boleh pernah menyentuh seorang bhikkhu atau jubahnya. Bahkan pelukan ibu kandung dari seorang bhikkhu adalah terlarang saat ia masih menjadi bhikkhu. Menyentuh seorang bhikkhu secara tidak sengaja (mis., Membersihkan jubah di tempat yang ramai) mengharuskan bhikkhu tersebut untuk melakukan proses pembersihan yang panjang, dengan asumsi ia mengakui kontak tersebut. Semua ini terkait dengan peraturan latihan disiplin para bhikkhu untuk mengendalikan hasrat seksualnya.

Jika Anda sebagai wanita harus menyerahkan sesuatu kepada bhikkhu (mis., bunga atau jubah), letakkan benda itu dan biarkan bhikkhu itu mengambilnya. Atau jika ada, serahkan kepada pendamping atau asisten bhikkhu. Taruh uang di konter alih-alih menyerahkan. Gunakan tangan kanan Anda.

Memberi Sumbangan di Vihara Thailand

Hampir setiap vihara di Thailand memiliki satu atau lebih kotak logam untuk sumbangan. Donasi tidak diperlukan atau diharapkan. Tidak ada yang akan mempermalukan Anda karena tidak menyumbang. Tetapi jika Anda mengambil foto dan menikmati kunjungan Anda, mengapa tidak memberikan 10-20 baht di dalam kotak saat keluar? Lagi pula memberikan sumbangan merupakan perbuatan baik yang memiliki pahalanya sendiri.

Beberapa vihara menjual pernak-pernik, gelang, dan barang untuk mengumpulkan uang. Meskipun membeli arca-arca kecil Buddha adalah legal di Thailand, namun mengeluarkannya dari negara itu secara teknis adalah ilegal. Dengan asumsi Anda tidak membeli barang peninggalan langka atau barang antik, Anda mungkin tidak akan mendapatkan masalah. Untuk jaga-jaga, jangan perlihatkan ke petugas imigrasi karena Anda bisa diusir dari Thailand.

Menghadiri Sesi Berbincang dengan Bhikkhu

Beberapa vihara di Thailand, khususnya di Chiang Mai, telah menjadwalkan “Berbincang dengan Bhikkhu” saat turis diizinkan untuk bertemu dengan bhikkhu yang berbahasa Inggris secara gratis. Anda dapat mengajukan pertanyaan tentang Agama Buddha atau bagaimana rasanya tinggal di vihara.

Jangan khawatir, para bhikkhu tidak akan mencoba mengubah Anda menjadi beragama Buddha di tempat. Pengalaman itu bisa bersifat budaya dan berkesan, terutama jika Anda mengajukan beberapa pertanyaan. Rasa ingin tahu akan disambut di sana.

Jika Anda duduk dalam kelompok untuk berbicara dengan bhikkhu itu, jangan pernah duduk lebih tinggi darinya. Cobalah duduk dengan kaki dilipat di bawah Anda untuk menunjukkan rasa hormat yang pantas. Biarkan bhikkhu itu selesai berbicara sebelum Anda menyela dengan pertanyaan atau komentar.[MY24]

BAGIKAN ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA:

Kategori: Travel
Kata kunci: ,
Penulis: