Bagaimana Cara Astronot Buang Air Besar di Luar Angkasa?

My24hours.net, Amerika Serikat – Bagaimana cara seorang astronot (astronaut) ke toilet atau buang air besar? Pertanyaan ini sering terlintas di kepala kita.

Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Stasiun Luar Angkasa Internasional. Foto: Youtube

Astronot NASA, Peggy Whitson kadang-kadang megeluarkan air mata di matanya ketika dia mengatakan tidak akan bisa pergi ke luar angkasa lagi.

Mantan bos Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) telah tercatat mengapung di luar angkasa selama 665 hari, lebih banyak daripada orang Amerika lainnya.

Hal itu terlihat jelas dari senyumnya yang berseri-seri dan bersemangat, seringnya tertawa. Dia sangat menyukai hampir semua aspek pekerjaan di luar dunia ini, mulai dari memasang komponen baterai di panel surya stasiun hingga pengambilan sampel mikroba luar angkasa misterius.

“Untuk menjadi bagian dari eksplorasi dengan cara yang sangat langsung,” katanya kepada Business Insider 2 tahun lalu, “sangat memuaskan dan menyenangkan.”

Tetapi ada satu aspek kehidupan di ruang angkasa yang Whitson katakan tidak akan ia lewatkan sama sekali, yaitu ke toilet.

“Stasiun luar angkasa belum benar-benar sebuah hotel,” katanya.

“Saya akan menyebutnya perjalanan berkemah.”

Toilet yang ada di ISS tidak separah popok Maximum Absorbency Garment yang kadang-kadang harus digunakan astronot pada misi seperti perjalanan bulan Apollo. Tetapi toilet buatan Rusia senilai 19.000 dolar AS (260 juta rupiah) tersebut juga bukan kelas satu.

Toilet luar angkasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional . Foto: NASA

“Buang air kecil relatif mudah,” kata Whitson.

Untuk itu, astronot menggunakan corong yang dilengkapi dengan kipas yang menyedot air seni mereka, sehingga tidak melayang. (Lihat kerucut kuning di sisi kanan atas foto toilet ini? Itu tempat air seni.) Kemudian dibutuhkan sekitar delapan hari agar cairan itu menjadi air minum lagi bagi para astronot.

Buang air besar di luar angkasa.

Tetapi Whitson mengatakan bahwa jika Anda harus melakukan lebih dari sekadar buang air kecil, segala sesuatunya tidak begitu sederhana.

“Nomor dua … lebih menantang karena Anda mencoba mencapai target yang cukup kecil,” katanya mengenai buang air besar.

Penghuni ISS pergi ke kamar mandi ke dalam lubang kecil di atas kaleng perak tersebut, menggunakan kipas untuk menyedot tinja atau kotorannya. Setelah astronot selesai, kotoran disegel dalam kantong plastik, untuk menunggu hari buang sampah luar angkasa berikutnya.

“Setelah mulai penuh,” kata Whitson sambil meringis, “Anda harus menggunakan sarung tangan karet dan mengemasnya.”

Setiap sesekali, seluruh proses berjalan tidak semestinya, atau toilet yang tidak berfungsi. Hasilnya para astronot harus menangkap kotoran yang mengambang.

Tapi akhirnya, semua limbah itu dibuang di kapal kargo yang penuh sesak dengan sampah ISS. Kemudian dikirim ke misi “bunuh diri” yang membara dengan dibuang ke atmosfer Bumi.

“Kami mengirim mereka pada lintasan yang sengaja akan terbakar,” kata Whitson.

Sedangkan untuk urin, sekitar 80 hingga 85% yang didaur ulang menjadi air minum, dan sisanya menjadi sampah beraroma garam.[My24]

BAGIKAN ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA:

Kategori: Sains
Kata kunci: ,
Penulis: